Bocah Penakluk Tambora
![]() |
Memngangkat Merah Putih di Puncak Tambora |
Saat melihat
damai tidurnya,masihkah dipertanyakan lagi apakah yang kami lakukan benar
ataukah salah ? setelah selama dua tahun ini kami berkelana bersama dengan cara
yang berbeda, yang tidak semua bisa, yang tidak semua terbiasa. Itulah ungkapan
hati yang ditulis Nyoman Sukyarsih, seorang ibu muda yang telah menaklukan 15
gunung bersama buah hatinya Max. Akun Instagram dokter hewan yang tinggal di
Jakarta ini dipenuhi foto-foto petualangannya bersama Max. Pertemuan saya dengan max dan ibunya ketika
kunjungan lawatan sejarah pada penghujung Oktober 2015. Di pagi yang cerah di dusun Pancasila
Desa Tambora Kabupaten Bima saya bertemu dengan Max yang lincah dan energik.
Dia berlari-lari di lapangan Pancasila mengganggu sapi-sapi yang mulai
merumput. Sementara Sang ibu dengan seorang pria yang juga paman Max
mempersiapkan segala perbekalan untuk mendaki gunung Tambora pagi itu.
“
Kami dari Jakarta dan baru yampe jam tiga dini hari pak. Doakan ya pak, semoga
kami dan max bisa sampai puncak Tambora. “ Permintaan Nyoman sambil memberikan
obat yang dicampur madu kepada max yang memang saat itu sedang dilanda flu. Sebagaimana
dikutip guratankaki.com dan www.feed.id,
selama perjalanan mendaki, Nyoman selalu menemui banyak rintangan. Terlebih
ketika trekking ke jalur yang rumit dengan kondisi ekstrem. Namun, hal itu
bukan masalah baginya. Keceriaan dan senyum indah Max meruntuhkan rasa lelah
yang dirasa selama peralanan.
Nyoman mulai mencoba mendaki gunung sejak tahun 1999, kala itu bergabung di Sispala. “ Kalau dulu nggak kuat mendaki jadi ikut caving aja, kadang-kadang ikut Arumjeram. “ Tutur Dokter Hewan muda ini ketika saya mewawancarinya via BBM. Diceritakannya, Max lahir pada tahun 2012, ketika Maz berusia 5 bulan, Nyoman membawanya untuk mendaki Bromo. Ketika itu Nyoman mulai merasakan bahwa Max senang ikut mendaki. “ Kalau saya berhenti trakking, dia nendang-nendang. “ Tutur Nyoman. Setelah pulang baru lega perasaannya dan sejak itu Nyoman mulai mencarikan gendongan untuk Max.
Nyoman mulai mencoba mendaki gunung sejak tahun 1999, kala itu bergabung di Sispala. “ Kalau dulu nggak kuat mendaki jadi ikut caving aja, kadang-kadang ikut Arumjeram. “ Tutur Dokter Hewan muda ini ketika saya mewawancarinya via BBM. Diceritakannya, Max lahir pada tahun 2012, ketika Maz berusia 5 bulan, Nyoman membawanya untuk mendaki Bromo. Ketika itu Nyoman mulai merasakan bahwa Max senang ikut mendaki. “ Kalau saya berhenti trakking, dia nendang-nendang. “ Tutur Nyoman. Setelah pulang baru lega perasaannya dan sejak itu Nyoman mulai mencarikan gendongan untuk Max.
Dari 15 gunung yang ditaklukan bersama Max, sudah tiga kali mendaki gunung Kerinci dan gagal. Untuk itulah tantangan terberat yang dialami Nyoman dan Max. 15 gunung yang ditaklukan Max dan ibunya adalah Rinjani, Tambora, Bromo, Batur, Puncak Prau Dieng, Puncak Si Kunir Dieng, Agung, Ijen, Papandayan, Bukit Gunung Batu, Jonggol, Merbabu, Semeru, Dempo, dan Argopuro dua puncak.
Pertemuan dengan Max dan ibunya di lereng Tambora cukup berkesan. Bocah itu menginspirasi semua orang betapa hidup dan bebannya harus dilewati dengan perjuangan dan doa.
Penulis : Alan Malingi
Post a Comment