Akhir Perjalanan Quantas Airlines
Surabaya,
Pebruari 1942. Langit subuh gelap gulita. Lampu-lampu padam. Kota
Surabaya pun mati. Jalan-jalan sepi. Pasukan Jepang mulai merangsek
masuk di tanah Jawa. Pasukan Angkatan Udara Jepang mengintai obyek-obyek
vital untuk dibombardir. Para pengungsi dari Singapura yang akan
diterbangkan ke Australia bergegas keluar dari Hotel Simpang Surabaya.
Di antara para penumpang itu ada dua orang kakak beradik yang terpaksa pulang ke tanah leluhurnya
urnya
karena telegram Sang ayah untuk segera pulang karena perang dunia II
mulai berkecamuk. Kakak beradik itu adalah Abdul Kahir dan Siti Maryam
putera puteri Sultan Muhammad Salahuddin Bima yang saat itu sedang
menimba ilmu di sekolah MULO dan Holland Indisch School(HIS) Malang.
Si mungil Siti maryam terapksa digendong oleh Sang Pilot asal Australia
untuk segera naik ke atas pesawat sebelum matahari terbit. Pesawat
Quantas Airlines adalah pesawat Australia yang memang rutin melayani
penerbangan sipil dengan rute London-Singapura-
Surabaya-Bima-Biak-Melbourne Australia. Sungguh sebuah kebanggaan bahwa
di masa itu, Bima telah dilalui oleh pesawat komersil yang bisa mendarat
di laut. Quantas Airlines mendarat di teluk Bima. Untuk itulah, Belanda
membangun pangkalan dan Tangki bahan bakar di Pulau Kambing atau yang
dikenal dengan Doro Nisa yang berada teluk Bima.
Sepanjang
perjalanan yang mencekam itu, Maryam pun terdiam. Perang dan perang
kembali terjadi. Amarah, senjata dan kehancuran menerawang. Buku
cita-citanya harus ditutup akibat perang berkecamuk. Meskipun pasca
perang ia mengadukan kembali nasibnya yang harus berhenti sekolah kepada
Presiden Soekarno yang berkunjung ke Bima pada tahun 1946. Di atas
Quantas, Siti Maryam menyaksikan anak-anak,kaum perempuan dan pengungsi
yang akan dievakuasi ke Australia dengan raut wajah penuh kecemasan.
Setelah beberapa hari tiba di Bima, pesawat Tempur jepang mulai
membombardir Pulau Kambing. Kebakaran hebat pun terjadi di pulau
itu.Tangki –tangki minyak yang dibangun Belanda sebagai pengisi bahan
bakar dan dijaga serdadu KNIL terbakar. Peristiwa ini menaikan rasa
percaya diri Komite Aksi Penangkapan Orang-Orang Belanda yang dimotori
oleh para pejuang-pejuang Bima untuk melumpuhkan jaringan komunikasi
pemerintah Belanda seperti Sentral Telepon Raba, Kantor Radio Tolomundu
dan kantor Radio Kamar Bola.
Sejak saat itu Quantas airlines
tidak pernah kembali lagi. Penerbangan itu adalah penerbangan
terakhirnya. Beberapa hari setelah pemboman Pulau Kambing oleh militer
Jepang, tersiar kabar bahwa Quantas telah ditembak jatuh oleh pasukan
Jepang yang telah menguasai Pearl Harbour. Quantas ditembak dalam
perjalanan dari Biak menuju Melbourne Australia. Rupanya belaian dan
canda siti Maryam kepada salah seorang balita asal Australia di atas
Quantas itu adalah belaian terakhir yang mengakhiri perjalanan Quantas
Airlines.
Penulis : Alan Malingi
(Sumber : Dr.Hj. Siti Maryam salahuddin dan Buku Demi Masa- Naniek L Taufan.Foto Fahru Rizki )
Post a Comment