Istana Cinta Sultan Sumbawa
Jika Istana Mumtaz Mahal(Istana
Pilihan) India dibangun Sultan Sah jahan (1614-1666) sebagai
persembahan cintanya kepada mendiang istri terkasih Arjumand saat melahirkan
puteranya yang ke -14, maka tiga abad kemudian, di bumi Sumbawa keabadian
cinta itupun ditorehkan. Sebuah bangunan cinta itu kini masih berdiri kokoh dan
anggun di pusat kota Sumbawa berdekatan dengan Istana Bala Kuning dan Istana
Dalam Loka. Bangunan ini telah ditetapkan sebagai situs cagar budaya dan
berfungsi sebagai Wisma Daerah.Kisah dan
sejarah penuh romantisme ini adalah oleh-oleh setiap perjalanan saya ke
Sumbawa. Begini kisahnya, pada tahun 1932 Istana ini dibangun oleh Sultan
Kaharuddin III Sultan Sumbawa ke-16 dari Dinasti Dewa Dalam Bawa.
Pembangunannya adalah sebagai persembahan cinta kepada salah Siti
Khadijah Daeng Ante Ruma Paduka Puteri Muhammad Salahuddin Bima.
Karena saat dilamar oleh Sultan Kaharuddin III, Siti Khadijah sedang menuntut ilmu di STOVIA Surabaya. Siti Khadijah mengajukan syarat, bahwa dirinya bersedia dipersunting Kaharuddin asalkan mampu membangun Istana yang persis sama dengan Istana Bima(Asi Mbojo).Maka sejak rampugnya pembangunan Asi Mbojo pada tahun 1927, Kaharuddin harus bolak balik Bima-Sumbawa hingga akhirnya dapat merampungkan pembangunan Istananya di Sumbawa pada tahun 1932, setahun setelah pernikahan Agung Kaharuddin III dengan Siti Khadijah dan diberi nama BALA PUTI. Sejak tahun 1934, Bala Puti menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Sumbawa.
Istana yang kini berfungsi sebagai wisma daerah ini
persis sama dengan Asi Mbojo. Ukurannya, tingginya, atapnya, pelatarannya,
jumlah kamarnya, pintu gerbangnya serta halamannya juga sama. Untuk
membandingkan dua bangunan ini, tidak ada salahnya jika anda mengunjungi Istana
Bima dan Wisma Daerah Sumbawa ini. Itulah bukti keabadian cinta yang ditorehkan
anak adam di awal abad 20 yang masih dapat kita saksikan eksotismenya hingga
saat ini.Meskipun istana Kaharuddin ini tidaklah semegah Istana Sah Jahan,
namun keduanya merupakan wujud persembahan cinta, kesetiaan, dan pengorbanan
dua insan dalam mewujudkan janji cintanya.
Penulis : Alan Malingi
Post a Comment