Jangkar Kejayaan Ampenan
Melewati salah satu sudut halaman depan Museum NTB,
kita akan melihat sebuah jangkar besar yang disimpan kokoh di atas rerumputan
taman museum itu. Jangkar kapal ini salah satu dari koleksi Museum NTB sebagai
bukti bahwa Ampenan merupakan pelabuhan yang ramai hingga tahun 1976. Ditemukan
di rumah seorang saudagar cina bernama Cowo Liong Hui pada 20 mei 1997. Jangkar
kapal ini terbuat dari cina, tetapi dibuat di India pada abad 17. Ampenan
berasal dari kata “amben “. Amben dalam bahasa Sasak berarti Singgah. Jadi
Ampenan adalah tempat singgah bagi kapal dagang dari berbagai negeri.
Dari perkiraan tahun pembuatan jangkar itu membuktikan betapa Ampenan pada masa
lalu pernah Berjaya sebagai pelabuhan yang ramai dikunjungi oleh para pedagang
dan musafir yang datang dari seluruh belahan Bumi. Ampenan memang sangat
strategis karena terletak di selat Lombok yang menghubungkan dengan pulau Bali.
Dari temuan jangkar kapal yang diperkirakan pada abad 17
itu menunjukkan bahwa Ampenan masa itu adalah daerah Bandar tempat semua
transaksi berlangsung hingga tahun 1976. Pada tahun 1948, Ampenan menempati
posisi penting penghubung nusantara timur dan nusa tenggara atau yang dikenal
dengan Sunda Kecil yang meliputi Bali, Lombok, Sumbawa, Bima,Flores dan Sumba. Bukti lain dari sisa kejayaan ampenan adalah
bangunan-bangunan tua yang tetap kokoh hingga kini dan adanya kommunitas
masyarakat seperti tionghoa,Melayu,Bugis,Makassar dan bahkan timur
tengah. Di kota tua Ampenan juga masih berdiri kokoh Wihara Bhodi Dharma
yang telah dibangun sejak tahun 1804 di depan Kampung Melayu. Keberadaan
komunitas masyarakat yang heterogen itu menjadi bukti bahwa toleransi antar
ummat beragama di Lombok dan khususnya Ampenan telah terjalin sejak
berabad-abad lamanya.
Namun sayang, keberadaan kota tua ampenan belum dikelola
sebagai obyek wisata kota tua sebagaimana di Jakarta dan kota-kota lainnya di
Indonesia. Secara pribadi, saya sangat menyukai kota tua ini sebagaimana di Jakarta dan kota-kota lainnya di
Indonesia. Secara pribadi, saya sangat menyukai kota tua ini sebagai obyek
wisata sejarah dan wisata pantai.
Penulis : Alan Malingi
Post a Comment