f Maha Karya I Ambela - SEJARAHBIMA.COM | Mengupas Sejarah, Budaya dan Pariwisata

Header Ads

Maha Karya I Ambela

Tari Lenggo 
Ia lahir di Istana Makassar pada tahun 1627 ketika Sang Ayah tengah berjuang merebut tahta. Sewaktu kecil menerima anugerah "Areng Dondo-Dondo " (nama topeng) sesuai adat Makassar. Sang Kakek memberinya nama I Ambela, yang berarti putera kecil yang kelak menjadi petarung dan seniman sejati. Nama adalah sebuah doa dan harapan. Doa itu pun terkabul ketika merangkak remaja dan dewasa Sang I Ambela yang bernama asli Abdul Khair Sirajuddin ini menjadi pahlawan,petarung dan seniman. Dialah sultan Bima ke-2 Abdul Khair Sirajuddin atau Abil Khair Sirajuddin ( sering disebut oleh Dr.Hj. Maryam Salahuddin).

Abdul Khair Sirajuddin memerintah di kesultanan Bima antara tahun 1640 -1682 M.).I Ambele adalah pejuang sejati, lahirnya perjanjian Bongaya tidak terlepas dari sikap keras dan penolakannya terhadap hegemoni Belanda. VOC mengangapnya sebagai " Pabelo" atau bajak laut karena sering mengganggu dan menyerang serta merampas armada VOC di perairan Fores. Ia menjadi target dalam perjanjian Bongaya sebagaimana tertuang dalam pasa 14,15, dan 28 Perjanjian Bongaya yang berisi ultimatun untuk menangkap I Ambela. Untuk menggalang kekuatan, I Ambela menjalin kerja sama dengan kerajaan Mandar pada April 1668. Untuk mempertahankan diri dan memperkuat posisi kerajaan Bima, I ambela membangun Benteng Asa Kota yang hingga saat ini masih menjadi saksi sejarah di Nisa Soma di Asa Kota.

Disamping sebagai petarung sejati, I Ambela juga merupakan sosok seniman. Beragam atraksi kesenian tradisional Mbojo banyak dilahirkan di masa pemerintahannya. Karya Monumentalnya adalah tarian-tarian perwira kerajaan seperti Soka, Sere, Jara Sara'u, Buja Kadanda dan atraksi kesenian lainnya. Abdul Khair Sirajuddin juga menciptakan Tari Lenggo Mbojo untuk berpasangan dengan Lenggo Melayu. Lenggo Mbojo dimainkan penari perempuan, sedangkan Lenggo Melayu dimainkan penari Laki-laki. Lalu perpaduan tarian itu menjadi Tari Lenggo UA PUA yang mengiringi pengantaran kitab suci Alqur;an ketika acara UA PUA.

Karya Emas I Ambela lainnya adalah penulisan kembali BO kerajaan Bima dengan huruf Arab Melayu, menetapkan tiga agenda tahunan kesultanan Bima yang dikenal dengan Rawi Na'e Ma Tolu Kali Samba'a atau tiga hari besar tiga kali setahun yaitu Idul Fitri, Idul Adha dan Hanta UA PUA.
Jasa I Ambela cukup besar bagi spirit perjuangan dan seni budaya Mbojo. Jika berdiri sebuah Taman Budaya atau gedung kesenian , maka sebaiknya diberinama Taman budaya atau Gedung Kesenian  Abdul Khair Sirajuddin.

Penulis : Alan Malingi 


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.