Dari Sangir Untuk Dakwah Dan Cinta
Kenapa
salah satu kamar di Rumah Sakit Muhammadiyah Bima diberinama SITI HAWA ?.
Berikut uraian singkat tentang sejarah hidup sosok Siti Hawa dari Sangir untuk
dakwah dan cinta. Siti
Hawa Takalondokang lahir di sebuah pulau kecil yang bernama pulau Sangir pada
tahun 1923. Pada tahun 1936 melanjutkan pendidikan di sekolah Mualimat
Muhammadiyah Yogyakarta.Di kota Gudeg inilah Siti Hawa bertemu dengan M.Tayib Abdullah,putera
Bima yang dikenal cerdas dan aktivis pejuang. Setamat dari Mualimat Yogyakarta
pada tahun 1941, Siti Hawa memilih mengabdi menjadi guru di Bima. Pada tahun
1944, menikah dengan M.Tayib Abdullah. Sejak itulah Siti Hawa menjadi kader
militan Muhammadiyah bersama Sang Suami.
Suka duka perjuangan dialami keduanya ketika masa pergerakan kemerdekaan.Siti Hawa telah memegang berbagai jabatan yang dilaksanakannya dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. Pada tahun 1942-1985 menjadi Kepala Sekolah SD Aisyiah Bima dan menjadi Ketua Aisyiah Bima periode 1942-1945, periode 1946-1969 dan periode 1980-1984. Selain aktif dalam organisasi Aisyiah, pada tahun 1951-1956 beliau juga memmegang berbagai jabatan dalam organisasi lain, yaitu GPII Putri, Ketua PIVEKA (Persatuan Istri Veteran dan Karyawati Veteran Bima), wakil Ketua Muslimat Masyumi dan Ketua BKOW Bima. Pada masa revolusi menjadi komandan laskar wanita API. Pada tahun 1951-1956 beliau juga pernah menjadi anggota DPR Pulau Sumbawa..
Jasa
dan pengabdian Siti Hawa cukup besar dalam membangun Muhammadiyah di Bima.
Kampus dan rumah sakit muhammadiyah yang kini berdiri megah di Kota Bima
menjadi bukti perjuangan dakwah dan cintanya pada agama,daerah,nusa dan bangsa.
Namanya pun diabadikan menjadi salah satu kamar di RS.Muhammadiyah Bima.
Penulis
: Alan Malingi
Foto
: Fahru Rizki/dari koleksi keluarga Tayeb Abdullah
Post a Comment