Mbohi Dungga Parado
Bagi masyarakat Bima yang
namanya “Mbohi Dungga” sudah cukup terkenal. Mbohi Dungga merupakan makanan
khas warisan leluhur. Salah satunya adalah hasil karya Dou Parado (warga desa
parado rato, red). Desa ini terletak di dataran tinggi wilayah Kecamatan
parado. Mbohi Dungga berfungsi sebagai makanan pendamping lauk yang berbahan
dasar jeruk purut atau dalam bahasa mbojonya dungga mbudi.
Proses pembuatan Mbohi Dungga ini masih tradisional dan belum tersentuh teknologi modern. Kendati demikian makanan yang kerap digunakan sebagai sambal ini,telah banyak diminati oleh masyarakat baik di dalam maupun di luar daerah Bima. Selain harga Mbohi Dungga murah , kualitas rasa dan nikmatnya bisa diandalkan dan punya ciri tersendiri. Bahan-bahannya tidak banyak dan mudah didapat antara lain bahan baku jeruk purut,cabe,garam,penyedap rasa (vitcin) serta air.
Desa Parado Rato merupakan salah satu desa ibu kota Kecamatan Parado yang dijuluki “Bumi Paradise” . Luas wilayah 4,366 Ha, didominasi sawah tadah hujan dan tegalan seluas 4 , 205 Ha selebihnya adalah wilayah pemukiman. Dahulu sebagian besar penduduk Parado Rato bekerja sebagai petani atau berkebun, sebagian kecil saja berprofesi sebagai pengrajin industry Mbohi Dungga. Seiring dengan perkembangan semakin banyaknya animo masyarakat yang mengkonsumsi Mbohi Dungga, sebagian besar warga akhirnya perlahan beralih profesi yaitu menekuni industri kecil Mbohi Dungga.
Belum ada yang dapat
mengungkapkan secara pasti kapan kerajinan Mbohi Dungga mulai berkembang di
wilayah ini. Namun menurut Kepala Desa Parado Rato, Suhardi, yang mengaku
sangat menyukai makanan tersebut, bahwa ketrampilan membuat dan meracik Mbohi
Dungga di peroleh turun temurun dari nenek moyang. “Tetapi tidak semua warga
Parado Rato dapat membuat Mbohi Dungga yang lezat, nikmat dan tahan lama. Konon
mbohi dungga yang bagus itu dapat di simpan tahunan. Semakin lama di simpan,
semakin enak rasanya” Ujar Kades yang memimpin 3.063 jiwa ini.
Penulis : Alan Malingi
Post a Comment