Menenun Sebagai Syarat Nikah
![]() |
Foto : www.goodnewsforindonesia.org |
Salah
satu syarat ketrampilan yang wajib dimiliki oleh gadis Bima untuk melangkah ke
mahligai pernikahan adalah ketrampilan MUNA RO MEDI atau menenun. Berdasarkan
ketentuan adat, setiap wanita yang memasuki usia remaja harus terampil
melakukan Muna ro Medi,
yang merupakan kegiatan kaum ibu guna meningkatkan kesejahteraan hidup
keluarga. Perintah adat tersebut dipatuhi oleh seluruh wanita Bima .
Sejak usia dini anak-anak perempuan dibimbing dan dilatih menjadi penenun “Ma Loa Ro Tingi” (terampil
dan berjiwa seni). Bila kelak sudah menjadi ibu rumah tangga mampu meningkatkan
kesejahteraan hidup keluarga.
![]() |
Peralatan Tenun Tradisional Bima |
Keberhasilan kaum wanita dalam meningkatkan mutu dan
jumlah hasil tenunannya, memikat hati para pedagang dari berbagai penjuru
Nusantara. Mereka datang ke Bima selain membeli hasil alam dan bumi, juga
untuk membeli hasil tenunan Mbojo seperti Tembe (Sarung), Sambolo (Destar) dan
Weri (Ikat pinggang). Sebagai masyarakat Maritim, pada waktu yang bersamaan
para pedagang Bima, berlayar ke seluruh Nusantara guna menjual barang
dagangannya, termasuk hasil tenunan seperti Tembe, Sambolo dan Weri. Menurut
catatan Negarakertagama, sejak jaman Kediri sekitar Abad 12, para pedagang Bima
telah menjalin hubungan niaga dengan Jawa. Mereka datang menjual Kuda, hasil
bumi dan barang dagangan lainnya. Informasi yang sama dikatakan oleh Tome Pires
(Portugis) yang datang ke Bima pada Tahun 1573 M.
![]() |
Foto : Berita Daerah.Co.Id |
Dalam
memilih simbol dan gambar untuk dijadikan motif tenunan, para penenun Bima
tempo dulu berpedoman pada nilai dan norma adat yang Islami. Sebagai gambaran
jati diri atau kepribadian Dou Mbojo yang taat pada ajaran agamanya. Mereka
tidak boleh atau dilarang untuk memilih gambar manusia dan hewan guna dijadikan
motif pada tenunannya. Larangan itu mengacu pada Masa Kesultanan (1640-1950),
dilatarbelakangi oleh kekhawatiran masyarakat akan kembali ke ajaran agama lama
yang percaya bahwa pada gambar manusia dan hewan ada rokh dan kekuatan gaib
yang harus disembah. Berdasarkan ketentuan adat, ragam hias yang boleh
dijadikan motif adalah motif bunga dan tumbuh-tumbuhan seperti bunga
satako(bunga setangkai) yang mengandung makna kehidupan masyarakat yang sejuk
damai laksana rangkaian bunga yang sepanjang waktu menbar aroma semerbak bagi
lingkungannya., bunga samobo(bunga sekuntum) mengandung makna pengharapan
masyarakat, agar para pemakai atau pengguna hasil tenunan memiliki akhlak mulia
bagaikan sekuntum bunga beraroma semerbak bagi masyarakat., kakando(rubung)
mengandung makna kesabaran dan keuletan dalam menghadapi tantangan, seperti
kakando yang mampu tumbuh di tengah-tengah rumpun induknya yang lebat. dan
Aruna ( nanas) dengan 99 buah sisik mengandung makna 99 sifat Allah SWT,
pencipta alam semesta yang selalu dipuji dan disembah oleh manusia sebagai
hambaNya. Sesuai dengan kelemahan dan keterbatasannya, manusia wajib memahami
99 sifat Allah SWT.
![]() |
Foto : Travel Kompas |
Sedangkan
motif garis melambangkan Sikap tegas dalam melaksanakan tugas, sikap yang lazim
dimiliki oleh masyarakat Maritim. Motif geometris meliputi Nggusu
Tolu (Segi tiga) merupakan isyarat bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan
Allah SWT. , Nggusu Upa(segi empat) Sikap hidup yang terbuka, berkomunikasi
dengan kaum pendatang dari berbagai penjuru.,Pado waji (jajaran genjang)
Kehidupan manusia berada dalam tiga tingkat, yang pertama berada diatas yang
jumlahnya terbatas, dan diatas mereka adalah Allah Yang Maha Tinggi yang
dilukiskan dengan sudut lancip. Tingkat kedua berada ditengah, jumlahnya lebih
banyak. Dan yang ketiga tingkat bawah, hampir sama dengan golongan atas dan
lebih sedikit dibanding golongan menengah.,dan Nggusu Waru ( segi delapan)
Persyaratan ideal untuk menjadi seorang pemimpin harus memenuhi delapan
syarat:Macia Ima Ro Ma Taqwa (yang kuat imannya dan yang taqwa)Mantau Ilmu Ro
Ma Bae Ade (berilmu dan berpengalaman serta berwawasan).Mambani Ro Disa (berani
menegakkan yang haq dan membasmi yang bathil),Malembo Ade Ro Mapaja Sara (sabar
dan tenggang rasa),Mandinga Nggahi Labo Rawi (segala sesatu yang diikrarkan
harus dilaksanakan),Mataho Hidi Ro Tohona (yang gagah dhahir dan bathin),Londo
Ro Mai Dou Mataho (berasal dari keturunan yang baik), Mataho Mori Ra Wokona
(memiliki kekayaan lahir dan bathin).
Muna
Ro Medi biasanya dilaksanakan pada saat saat senggang di beranda depan rumah
atau di bawah kolong rumah. Sambil bersenandung para gadis pun menenun dengan
suka cita.
Penulis
: Alan Malingi
Post a Comment