Saduku, Penghangat Nasi Tradisional
Jauh
sebelum diciptakan alat pemanas nasi yang beredar saat ini, para pendahulu kita
sesungguhnya telah menemukan dan memanfaatkan perkakas tradisional untuk
menghangatkan nasi. Penghangat nasi ini cukup alami dan jauh dari efek
bahan-bahan sintetis yang berbahaya bagi tubuh. Perkakas ini hanya terbuat dari
daun lontar yang dianyam khusus sebagai wadah penyimpanan nasi. Orang-orang Bima menyebutnya Sanduru. Sementara di
Sambori menyebutnya dengan Saduku sebagai tempat/wadah untuk menyimpan nasi. Ketika
orang-orang Sambori ke kebun atau ke ladang mereka selalu membawa makanan
dengan Saduku. Ukuran Saduku juga bermacam-macam, ada yang kecil dan ada juga
yang besar. Saduku kecil dengan ukuran tinggi 25 cm dan lebar 20 cm digunakan
untuk menyimpan nasi untuk ukuran satu sampai dua orang. Sedangkan yang besar
dugunakan untuk kebutuhan lebih dari lima orang. “ Pengalaman warga Sambori,
menyimpan nasi dengan Saduku bisa bertahan sampai 3 hari dan tidak basi.” Tutur
Ina Sukarni, warga dusun Lengge desa Sambori Bima.
Sementara
itu, Ina Halifah mengemukakan,bahan dasar pembuatan Saduku adalah daun lontar
yang dibelah kecil-kecil. Proses pembuatannya melalui perendaman sekitar 2 jam
kemudian dijemur. Lalu pada sore hari hingga malam hari kaum perempuan menganyam
saduku secara bersama-sama. “ Dalam satu hari, warga Sambori mampu menghasilkan
3 sampai 5 Saduku, jika tidak ada kesibukan lain seperti menanam atau bekerja
di sawah.” Tutur Ina Halifa.
Menurut
pengalaman orang-orang Sambori, Saduku yang kuat dan tahan lama sadalah Saduku
yang dianyam dari serat Laju. Laju adalah pohon jenis palma, tetapi
pohonnya tidak tinggi seperti Fu’u Ta’a (Pohon Lontar) dan Ni’u (Nyiur). Pohon
ini banyak terdapat di lahan-lahan kering dan dataran tinggi sekitar Sambori.
Daunnya berserat dan kuat tidak mudah putus atau terpotong. Dari Ro’o Laju
dibuat dua jenis wadah untuk menyimpan kacang hijau, kadele atau jagung dan
beras. Bentuknya bulat panjang seperti kantung, dengan ukuran 25 kilogram.
Berdasarkan ukurannya, jenis wadah Dari Ro’o Laju (Daun pohon Laju) terdiri
dari dua jenis, yaitu yang besar bernama Balase dan yang kecil disebut Saduku/
Sanduru.
Penulis : Alan Malingi
Post a Comment