Sejarah Kopi Tambora
![]() |
G.Bjorklund Di Areal Kebun Kopi Tambora 1930(Mbojoklopedia) |
Tambora tidak hanya dikenal
dengan letusan dahsyatnya, namun kaya akan pesona dan komodii andalan yang
sangat penting bagi pengembangan sosial ekonomi, pariwisata dan budaya serta
sektor lainnya. Salah satu komoditi andalan di lereng Tambora adalah Kopi
Tambora. Perkebunan Kopi Tambora berawal dari tahun 1930. G Bjorklund, Salah seorang pengusaha asal Swedia menandatangani kontrak kerja sama dengan Kesultanan Bima berupa penanaman kopi
di Labuan Kananga seluas 80.000 hektar. Sejak saat itulah, aroma dan cita rasa kopi Tambora yang berjenis Arabika mulai
dikenal mancanegara. Banyak orang-orang Jawa yang dipekerjakan di areal
perkebunan Kopi Tambora. Sehingga tidak mengherankan jika nama camp-camp di
areal ini bernuansa Jawa seperti Afdelin Sumber Rejo dan Afdelin Sumber Urip.
Disamping, afdelin juga terdapat sebuah rumah persinggahan atau pesanggarahan
yang dibangun di tengah areal kebun kopi Tambora. Orang-orang Tambora
menyebutnya Rumah Atas.
![]() |
Pesanggrahan Tambora (Foto Kampung Media Uma Solud) |
Namun pada saat meletusnya
perang dunia ke II, tepatnya pada tahun 1939 ekspor kopi menurun, kemudian G
Bjorklund tahun 1940-an kembali ke Swedia.Pada tahun 1943 kebun kopi kesultanan
Bima membuat kontrak kerja sama dengan NV Pesuma dan pada tahun 1977 kebun kopi
dikelola oleh PT Banyu Aji Bima yang diserahkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia melalui keputusan kerjasama Mentri Dalam Negeri. Pada awalnya
perkebunan Kopi Tambora di kelola oleh PT. Bayu Aji Bima Sena (PT.BABS) Jakarta
selaku pemegang Hak Guna Usaha (HGU) sesuai keputusan Mentri Dalam Negeri Nomor
: 21/HGU/DA/77 tanggal 19 juni 1977 dengan memperkerjakan karyawan sebanyak 192
orang, namun sejak tahun 2001 PT. BABS tidak aktif lagi mengelola kebun
kopi tambora yang ditandai dengan ditinggalkan dan ditelantarkannya perkebunan
kopi beserta aset dan karyawan yang ada di dalam nya. HGU PT. BABS berakhir
pada tanggal 31 Desember 2001 dan tidak diperpanjang lagi, meskipun pihak PT.
BABS pernah mengajukan perpanjangan HGU pada tanggal 8 maret 2002.
Pada
tahun 2002 Pemerintah Daerah Kabupaten Bima mengambil alih kebun kopi dengan
tujuan penyelamatan aset, karena sebagian lahan kebun kopi banyak di kapling
atas nama pribadi mantan pekerja kebun kopi tersebut. Di tahun 2002 lahan kebun
kopi di tingkat untuk mencapai hasil yang baik, dan hasilnyapun mulai membaik
dengan hasil produksi 450 Kilogram per hektarnya. Kemudian tahun 2012 areal
kebun kopi Tambora masuk dalam desa pemekaran Oi Bura, Kecamatan Tambora,
Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.
Kopi dari pegunungan Tambora
yang berakar dari sejarah dan nama besar Gunung Tambora sudah selayaknya
dikembangkan dan dipromosikan dalam kemasan-kemasan kopi bubuk yang berlabel
KOPI TAMBORA. Akan lebih manarik lagi jika di sepanjang jalan menuju kebun kopi
Tambora dibangun kedai-kedai kopi, sehingga para pendaki,pengunjung dan
wisatawan bisa beristirahat sambil menikmati kopi Tambora. Kemasan-kemasan kopi
Tambora dalam bentuk sachet akan sangat baik untuk para pembeli dan penikmat
kopi. Karena kemasan sachet akan lebih mudah dibawa dan bisa di seduh dimana
saja. Dengan demikian kopi Tambora akan menjadi produk dan komoditi unggulan
bagi daerah, sekaligus icon bagi Bima. Yuk, ke kebun Kopi Tambora untuk
semangat baru bersama Kopi Tambora.
Penulis
: Alan Malingi
Sumber
Data : Dinas Perkebunan Kab. Bima 2010
Post a Comment