Syair Kesetiaan
![]() |
Senandung Belaleha |
Bima
tak habis untuk dibahas. Ya sejarahnya, budayanya, keunikannya,keindahannya,
perang kampungnya, tuduhan terorisnya, keberhasilan putera puterinya dan
seabrek dinamikanya. Bima adalah persinggahan para musafir yang datang dan
pergi. Mungkin karena itu lah Bima kaya akan syair dan sastra lisan baik yang
diungakapkan maupun dilantunkan. Syair –syair itu sebenarnya bukti sebuah
keluguan peradaban, betapa pada masa silam, leluhur orang Bima telah
menyampaikan pesan-pesan moral tentang kesetiaan, cinta, duka lara hingga
patriotism lewat syair dan pantun nan elok penuh makna dan symbol.
Di
Sambori ada Arugele,Belaleha, Mangge Ila, kalero dan Mpisi. Demikian juga di
tanah Donggo terdapat Nggahi Dana ( Sumpah dengan Tanah),Kande kalero dan juga
Mpisi dan Makka. Di Buncu Sape ada syair Rindo, patu dan ziki Guru Bura dan
Kande Gelarang Nae Sape yang memukau. Di sepanjang teluk Waworada, ada syair
Olo menjadi saksi keabadian tanjung Langgudu. Di sejumlah wilayah terdapat
syair dan pantun serta atraksi alunan Sagele diiringi Biola dan Gambo yang
menjadi bagian dari prosesi menanam di lereng-lereng ketegaran peradaban tanah
ini.
Itulah
kekayaan Bima. Kekayaan sejarah dan budaya yang mulai tergerus zaman.
Syair-syair itu merupakan syair kesetiaan, Ya,,kesetiaan pada Sang Khalik,
kesetiaan pada tanah, pada bumi, pada negeri, pada pemimpin dan pada
kebersamaan dan keluguan peradaban.
Penulis : Alan Malingi
Post a Comment