Tradisi Kancale Rapa
Kancale Rapa Di Desa Oi Tui Kec.Wera Kab.Bima (Foto Sundari)
Melewati perkampungan di pedalaman Bima pada awal-awal musim
kemarau, anda akan melihat tumpukan-tumpukan jerami yang disimpan di
ranting-ranting pohon besar maupun di tempat khusus seperti yang ada di foto
ini. Dimana jerami disimpan sebagai atap kandang Sapi, kerbau atau kambing yang
ditopang oleh empat tiang setinggi dua sampai tiga meter. Sedangkan atapnya
terbuat dari balai-balai bamboo. Lalu di atasnya disimpan tumpukkan jerami
kering. Cara seperti ini disebut dengan Kancale Rapa. Kancale berarti menggantung
atau menempatkan. Sedangkan Rapa berarti Jerami. Kancale Rapa berarti
menempatkan jerami sebagai atap dan tempat berteduh bagi ternak.
Kegiatan Kancale Rapa yang dilakukan para petani dan
peternak adalah kreativitas tradisional dan kearifan lokal yang telah digeluti
sejak lama. Mereka menyiasati musim kemarau dan kelangkaan pakan ternak dengan
menyimpan stok jerami di atas kandang ternak yang memiliki dua fungsi yaitu
sebagai kandang dan sekaligus tempat penyimpanan stok pakan.
Menurut Sundari, pegawai Dinas Peternakan Kabupaten Bima,
penyimpanan jerami dengan cara ini banyak ditemui di wilayah Ambalawi dan Wera.
“ Dulu, sebelum adanya program padi gogo ranca, dimana masa tanam dan panen
hanya sekali setahun, maka para petani menyimpan jerami dengan cara Kancale.”
Ungkap Sundari.
Tradisi Kancale Rapa telah memberikan pelajaran kepada para
petani dan peternak di Bima tentang pentingnya memanfaatkan sisa potensi yang
ada. Jerami sisa panen tidak dibakar dan dibuang begitu saja. Tetapi
dimanfaatkan kembali untuk pakan ternak di musim kemarau, ketika rumput dan
ilalang mengalami kelangkaan, bahkan tidak ada. Di musim kemarau, tanah tanah
gersang, kering kerontang. Tetapi dengan tradisi Kancale stok pakan tersedia,
sekaligus berfungsi sebagai kandang dan tempat berteduh bagi ternak.
Post a Comment