Lupe, Payung Tradisional Sambori Bima
![]() |
Lupe dikenakan pada pawai budaya |
Orang-orang Sambori menyebutnya dengan Waku.Orang Bima
menyebutnya Lupe. Payung tradisional ini
berbentuk lonjong, menutupi kepala dan
badan yang berfungsi sebagai topi/payung sekaligus Jas Hujan. Yah, bisa dikatakan bahwa Lupe adalah Jas
Hujan Tradisional masyarakat Sambori tempo dulu terutama di wilayah Donggo Ele
yang meliputi Kuta, Teta, Sambori, dan Kaboro. Daun pandan gunung, berdaun lebar lagi
panjang, seratnya kuat tidak mudah robek. Lupe sangat cocok bagi petani
peternak atau pengembala yang sedang bekerja di sawah ladang dan padang nan
luas. Pada umumnya anyaman yang
bahan bakunya Daun Pandan (Bima : Ro’o Fanda), hasil anyaman pengrajin
dari Sambori dan Donggo Ele (Donggo Timur) yaitu dari Desa Kuta, Kaboro
dan Teta. Tetapi ada juga yang dianyam oleh masyarakat Mbojo yang bertempat
tinggal di daerah dataran tinggi, seperti Desa Lela Mase (Kec. Rasanae Timur
Kota Bima), dan beberapa desa di Kecamatan Wawo Kabupaten Bima. Pohon pandan
dalam berbagai jenis bisa tumbuh subur di daerah Bima dan Dompu. Sebab itu
persediaan bahan baku untuk anyaman daun pandan tidak ada masalah.
Cara membuat Lupe tidaklah
terlalu sulit bagi masyarakat Sambori sekitarnya. Daun Pandan yang telah
diambil dari pohonnya dikeringkan lebih dulu, kemudian dianyam. Cara
menganyamnya yaitu dengan menyilang daun pandan yang satu dengan daun pandan
yang lainnya, dan hampir sama dengan mengayanyam Tikar Pandan atau Dipi Fanda.
Yang membedakakanya adalah finishing dari Lupe yang menyerupai Topi atau
payung. Dibutuhkan waktu satu hari untuk menganyam Lupe sampai menghasilkan
anyaman Lupe yang siap untuk dikenakan terutama untuk melindungi diri dari
hujan dan terik matarahari.
Lupe sangat unik. Ini adalah
sebuah warisan leluhur masyarakat Sambori yang perlu dilestarikan keberadaanya.
Jika desa Tradisional Sambori itu
betul-betul dikembangkan sebagai desa adat, maka Lupe dan komoditi lainnya dari
desa ini sangat berpotensi sebagai salah satu souvenir atau oleh-oleh buat
wisatawan yang berkunjung. Hal ini tentunya akan menggairahkan para pengrajin
di wilayah ini untuk memproduksi lupe dan kerajinan ketrampilan lainnya untuk
menopang perekonomian mereka. Dari Data profil Sambori Tahun 2010, mayoritas
penduduk Sambori berprofesi sebagai petani sebanyak 912 orang, 18 orang PNS,
196 orang peternak. Sedangkan 18 orang adalah pengrajin. Mereka menggeluti
kerajinan menganyam Tikar dari Daun Pandan, Pembuat Lupe ( Payung Tradisonal
Sambori), anyaman dari rotan dan aneka kerajinan khas masyarakat Sambori
Semoga……!
Penulis : Alan Malingi
Post a Comment