Tari Lopi Penge
Tari Lopi Penge mengisahkan hubungan asmara antara puteri raja
Bima dengan putera mahkota Raja Gowa. Lopi adalah perahu atau biduk. Sedangkan
Penge ibarat seseorang yang kangen dan rindu. Jadi Lopi penge adalah biduk yang
selalu rindu.Gerakan tarian ini didominasi gerakan yang atraktif seperti sebuah
biduk yang selalu ingin berlabuh.Tarian ini dimainkan oleh 7 orang penari
perempuan dan 1 orang penari laki-laki. Enam orang penari perempuan adalah
sebagai dayang-dayang Istana Bima. 1 orang yang berbaju merah sendirian adalah
puteri Raja Bima. Sedangkan seorang lelaki dengan tombak dan membawa selendang
adalah putera Raja Gowa.
Tarian
ini adalah tarian kreasi oleh Sanggar Seni Tolo Loa kecamatan Bolo Kabupaten
Bima. Jenis tarian ini adalah tari kreasi baru yang diangkat dari cerita zaman
dulu. Pada saat itu untuk menyampaikan isi hati kepada seorang puteri, seorang
lelaki harus menempuh dengan berbagai macam cara. Dalam sebuah cerita bahwa
putera Raja Gowa (Makassar) menaruh cinta terhadap puteri Raja Bima, namun
cintanya ditolak. Oleh putera Raja Gowa dia mengguna-gunai untuk menaklukan hati
puteri Raja Bima, akhirnya puteri Raja Bima kesurupan, maka dalam kesurupan
itulah masuklah lagu lopi penge. Sehingga puteri Raja Bima takluk di tangan
putera Raja Gowa. Akhirnya putera Raja Gowa memboyong puteri Raja Bima menuju
Makassar dengan diiringi lagu Salama Lao atau selamat tinggal.
Ketika
puteri Raja Bima kesurupan, bunyi serunai berhenti dan dilantunkanlah senandung
Lopi Penge :
Ai
lopiiiiiii……..penge
Ai
lopiiiiiii……. penge ma loja nggengge moti
Ai
loja eeeee…… lio
Ai
loja eeeee…….lio
Ma
labo abu tua e…….
Ai
lojaeeeeeee….. kese
Ai
lojaeeeeeee…..kese ma mai da mai makasa
( Ai biduk……. Yang selalu rindu
Ai rindu berlayar ke tepian
Ai berlayar…….berlayarlah
Ai berlayar…… berlayarlah
Datang dengan seorang tua
Ai berlayar sendiri
Ai berayar sendiri dari Makasar )
Salama
lao guru to’I kalioe
Lao la
da balumba dese dei
Balumba
ma bata canggo wo’o tio batu
Guru
ma lao ade nami lalai.
( Selamat tinggal Guru kecil
Mengarungi gelombang yang naik turun
Gelombang yang menghadang sampai leher
Guru kecil pergi, hati kami yang rindu )
Tari
dan lagu ini lah yang diberi judul Lopi Penge. Tarian ini diiringi alat musik
tradisional Bima antara lain Gendang, Gong, Sarone ( Serunai), Katongga Besi
(Tawa-Tawa) dan Katongga O’o ( Tawa-Tawa dari bamboo). Penata tari adalah Ririn
Supriatna, S.Pd, Penata busana Emi Kurnia, S.Pd dan piñata music Ahmad M.
Saleh, S.Pd.
Penulis
: Alan Malingi
Post a Comment