Mengenal Kesenian Ziki
![]() |
Ziki Hadrah |
Ziki
dan Hadrah adalah kesenian yang dipengaruhi oleh sejarah masuk dan
berkembangnya islam di tanah Bima. Ziki berisi lantunan puji-pujian atas kebesaran
dan keagungan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Dalam perjalanan sejarah islam
di Bima dikenal beberapa jenis Ziki yaitu Ziki molu (Zikir maulud),Ziki
Marhaban, Ziki Rati, Ziki Kapanca,,Ziki Tua, Ziki Roko, Ziki Hadrah, Ziki
Qasidah,dan Ziki Bou.
Ziki Molu dinyanyikan pada upacara perayaan
maulud (Ndiha Molu) yang bersamaan dengan upacara UA PUA. Ziki ini dinyanyikan
oleh penyanyi laki – laki tanpa diiringi dengan music..Ziki Marhaban atau Ziki
Asrakal dinyanyikan dalam rangka menyambut hari raya idul fitri, Aru Raja To’i dan hari
raya idul adha atau Aru Raja Na’e. Ziki
Rati (Zikir Ratih) dinyanyikan pada upacara pernikahan, khitanan dan khataman
Al- Qur’an,tanpa diiringi musik.
![]() |
Peta Kapanca diringi Ziki Kapanca |
Ziki
Kapanca (Zikir Kapanca) dinyanyikan pada upacara pernikahan dan upacara
khitanan, tanpa iringan musik. Ziki ini berisi pujian terhadap keagungan dan
kemuliaan Allah dan Rasul. Jiki tua (zikir Tua) dinyanyikan oleh tokoh agama
dan adat diiringi musik Arubana Na’e (Rebana besar). Ziki Roko dinyanyikan pada
saat acara –acara istana seperti penobatan sultan atau Putera Mahkota. Ziki hadra (Zikir Hadrah) dinyanyikan oleh
para penyanyi laki – laki (antara 6-8 orang). Ziki Hadrah Diiringi dengan musik
Arubana (rebana). Ziki Hadrah lazimnya digelar pada upacara pernikahan,
khataman Al-Qur’an dan khitanan. Tetapi seiring perkembangan zaman, Ziki hadrah dinyanyikan baik laki maupun perempuan
dengan gerakan-gerakan melambaikan sapu
tangan dan bahkan mirip dengan Tari Saman di Aceh.
Ziki
Qasida (Zikir Qasidah) terdiri dari Ziki Qasida Asali (Zikir Qasida Asli)
sejenis zikir yang sangat digemari pada masa kesultanan. Biasanya dilaksanakan
pada malam hari sesudah upacara Tadarru (Tadarus). Qasida Asali dinyanyikan
oleh satu atau dua orang laki – laki diiringi musik dengan irama padang pasir.
Sedangkan Qasida bou (Qasidah baru), mulai dikenal oleh masyarakat Bima pada
tahun 1960 an. Sebelumnya qasidah ini sudah banyak berkembang di Sumatera Utara
terutama di medan. Sedangkan
Ziki Guru Bura adalah senandung zikir dengan pantun Bima yang berisi petuah dan
nasehat agam Islam warisan para mubaliq penyiar agama islam di tanah Bima pada
abad ke-17.
![]() |
Lomba Qasidah Rebana Di Asi Mbojo |
Ketika
MTQ tingkat Nasional tahun 1957 berlangsung di Medan, qasidah ini ditampilkan
pada upacara pembukaan MTQ. Mulai saat itu jenis qasidah ini dikenal oleh
seluruh masyarakat Indonesia. Qasida Bou atau qasidah modern merupakan satu –
satunya jenis seni musik islam yang dimainkan oleh para gadis. Para penyanyi
melantunkan lagu yang berisi pujian kepada Allah dan Rasul. Dan ada pula syair lagu
berisi nasehat dan petuah yang diiringi dengan musik rebana.
Penulis
: Alan Malingi
Post a Comment