f Cara Tradisional Mengusir Babi - SEJARAHBIMA.COM | Mengupas Sejarah, Budaya dan Pariwisata

Header Ads

Cara Tradisional Mengusir Babi

Pajangan Baju ini bukan untuk dijemur atau dijual. Jika anda berpetualang ke wilayah-wilayah terpencil Bima dan Dompu terutama menyusuri kebun dan ladang warga, anda akan menjumpai pemandangan seperti ini. Baju-baju bekas, sarung, celana, bahkan rok panjang digantung di luar kebun menempel dengan pagar kebun. Ini namanya SADAHU, sebuah kreatifitas tradisional yang telah lama hidup bersama masyarakat Bima-Dompu untuk menakut-nakuti Babi hutan pada malam hari yang hendak masuk ke kebun atau ladang warga. Sadahu berasal dari kata Sa dan Dahu. Dahu berarti takut, dengan adanya tambahan SA maka berarti menakut-nakuti.

Efektifkah Sadahu ? Beberapa pemilik kebun di desa Kolo mengaku upaya seperti ini berhasil untuk mengecoh babi hutan di malam hari karena pajangan/gantungan pakaian seperti ini yang diiringi gerakan pakaian yang dihembus angin malam, maka babi hutan pun mengira ada orang yang sedang berdiri di luar pagar kebun.

Nurdin (50 Tahun) warga desa Nanga Miro mengemukakan, Sadahu sudah lama dipasang di kebun-kebun warga. ” Sadahu in dipasang hampir bersamaan dengan pemasangan topi dan pakaian di sawah ketika padi mulai berbulir untuk menakut-nakuti burung. ” kenangnya. Sadahu telah ada sejak lama dan berkembang seiring perubahan zaman. Jika pada masa lalu yang dipasang di kebun atau di sawah itu seperti Camping dan sarung, namun pada masa kini sudah dipasang baju-baju bekas dan rok bekas di pinggir kebun. Sederhana, murah dan tepat guna.

SADAHU Pajangan Baju ini bukan untuk dijemur atau dijual. Jika anda berpetualang ke wilayah-wilayah terpencil Bima dan Dompu terutama menyusuri kebun dan ladang warga, anda akan menjumpai pemandangan seperti ini. Baju-baju bekas, sarung, celana, bahkan rok panjang digantung di luar kebun menempel dengan pagar kebun. Ini namanya SADAHU, sebuah kreatifitas tradisional yang telah lama hidup bersama masyarakat Bima-Dompu untuk menakut-nakuti Babi hutan pada malam hari yang hendak masuk ke kebun atau ladang warga. Sadahu berasal dari kata Sa dan Dahu. Dahu berarti takut, dengan adanya tambahan SA maka berarti menakut-nakuti. Efektifkah Sadahu ? Beberapa pemilik kebun di desa Kolo mengaku upaya seperti ini berhasil untuk mengecoh babi hutan di malam hari karena pajangan/gantungan pakaian seperti ini yang diiringi gerakan pakaian yang dihembus angin malam, maka babi hutan pun mengira ada orang yang sedang berdiri di luar pagar kebun. Nurdin (50 Tahun) warga desa Nanga Miro mengemukakan, Sadahu sudah lama dipasang di kebun-kebun warga. ” Sadahu in dipasang hampir bersamaan dengan pemasangan topi dan pakaian di sawah ketika padi mulai berbulir untuk menakut-nakuti burung. ” kenangnya. Sadahu telah ada sejak lama dan berkembang seiring perubahan zaman. Jika pada masa lalu yang dipasang di kebun atau di sawah itu seperti Camping dan sarung, namun pada masa kini sudah dipasang baju-baju bekas dan rok bekas di pinggir kebun. Sederhana, murah dan tepat guna.

Penulis : Alan Malingi 


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.