Krupuk Arunggina
Kue
tradisional Mbojo yang satu ini mirip krupuk. Bahkan di kampung saya sering
menyebut dengan krupuk arunggina. Kadang juga disebut Renggina. Terlepas dari
perbedaan penyebutan tersebut, Arunggina maupun Renggina cukup diminati oleh
semua kalangan. Memakannya diwaktu panas atau dalam keadaan hangat adalah
saat-saat yang tepat. Di Pasar Ama Hami Kota Bima, krupuk Arunggina sudah
jarang ditemukan. Pada masa lalu, Arunggina sering dibuat ketika ada
hajatan-hajatan seperti acara Doa pada malam misfus sa’ban atau yang oleh
orang-orang Bima dikenal dengan Do’a Bola.
Bahan
pembuatan Arunggina adalah beras ketan dan sedikit garam. Beras ketan direbus
dengan dandan dan setelah matang dikeluarkan serta dibebentuk seperti layaknya
kerupuk. Kemudian dijemur hingga kering, lalu Arunggina digoreng seperti
krupuk. Kriuk renyahnya sangat terasa ketika Arunggina disajikan bersama
makanan lainnya.
Maraknya
peredaran kerupuk dalam berbagai jenis dan cita rasa saat ini telah menggeser
keberadaan Arunggina atau Renggina. Diperparah lagi dengan berbagai kerupuk
inpor maupun kerupuk yang dibuat dengan tepung terigu yang banyak beredar di
pasaran dan dengan harga yang lebih murah. Arunggina dijual dengan harga Rp.500
per buah di Pasar Ama Hami Kota Bima.
Penulis
: Alan Malingi
Informan
: Siti Khadijah 46 tahun Sadia Kota Bima.
Post a Comment