Makna Nenggu Dalam Pernikahan
Pada
masa lalu, setelah prosesi akad nikah, pengantin baru tidak langsung di antar
ke tempat resepsi atau ramah tamah. Mereka harus melewati tahapan prosesi yang
dikenal dengan Nenggu. Bunti Mone melangkah mendekati Bunti Siwe guna
melaksanakan upacara nenggu, yaitu mempersembahkan jungge atau kembang di sanggul kepada Sang Bunti siwe tercinta. Upacara ini kadang
– kadang disebut Upacara Cepe
Jungge. Bunti mone mengawali upacara dengan mempersembahkan sekuntum Jungge Kala( kembang goyang Merah) sebagai isyarat bahwa Bunti Mone
seorang gagah berani, namun Jungge
Kala lambang keberanian itu
ditolak oleh Bunti Siwe.
Bunti Mone tidak patah semangat.
Lalu Bunti
Mone mempersembahkan Jungge Monca (kembang goyang Kuning) kepada sang Bunti Siwe. Jungge Monca lambang kejayaan juga ditolak oleh
bunti siwe. Bunti mone tidak putus asa, di tangan masih ada sekuntum jungge bura(kembang goyang Putih) sebagai lambang keikhlasan hati dalam
membina mahligai rumah tangga. Penyerahan jungge bura(Sanggul Putih) disambut
gembira oleh Bunti Siwe. Jungge
bura sebagai simbul
keikhlasan lebih utama dari sekuntum bunga merah dan kuning.
Nenggu
mengandung makna bahwa keberanian tanpa keikhlasan akan menimbulkan petaka bagi
keluarga. Kejayaan dan kekayaan yang diraih dengan hasat dengki tidak akan
berguna. Semua perjuangan tanpa kesucian akan sia – sia tanpa keikhlasan dan
ketulusan hati. Cinta yang tulus dan ikhlas akan melahirkan kasih sayang
sejati sebagai modal membina rumah tangga menuju mahligai yang Sakinah,
Mawaddah dan Warrahmah.
Penulis
: Alan Malingi
Sumber
:
Rangkaian
Prosesi Pernikahan Adat Bima-Dompu, Hilir Ismail &Alan Malingi
Keterangan
Istilah :
-
Bunti Mone = Pengantin pria
-
Bunti Siwe = Pengantin Wanita
-
Jungge = kembang di Sanggul
-
Nenggu =
menyematkan sanggul
-
Cepe Jungge =
mengganti kembang di sanggul
-
Post a Comment