Senandung Inde Ndua
Inde Ndua berarti tiada
duanya. Senandung ini juga dibawakan dalam tarian Inde Ndua yang menggambarkan
perjalanan dan kisah puteri Dae La Minga, puteri kerajaan Sanggar yang
dihanyutkan ke danau di puncak Tambora yang dikenal oleh masyarakat dengan nama
Moti La Halo.Inde Ndua melukiskan kecantikan puteri Dae La Minga yang
diperebutkan oleh berbagai pangeran dan putera mahkota dari berbagai kerajaan.
Kecantikan puteri Dae La Minga tiada duanya. Dalam bahasa Bima, kecantikan itu
dilukiskan dengan untaian kalimat “ Waja
Oha Ngaha, ninu oi nono “.Kalimat itu berarti segala makanan dan minumannya
terlihat ditenggorokannya. Akibat kecantikan dan kemolekan tubuhnya,makanan dan
minuman yang ditelannya pun kelihatan.
Untuk menghindari
peperangan, maka puteri Dae La Minga memutuskan untuk mengasingkan diri ke
danau Moti La Halo. Menurut penuturan tokoh masyarakat Sanggar, Suhada
M.Saleh,bahwa sebelum letusan Tambora di puncaknya terdapat sebuah danau yang
diberinama Moti La Halo. Moti berarti laut. Sedangkan La Halo berarti luas
membentang. Begitu luasnya danau di atas puncak Tambora sebelum meletus.
Sebelum dibawa ke Moti La
Halo, terlebih dahulu dilakukan upacara pelepasan yang dilakukan di oleh
dayang-dayang istana kerajaan Sanggar. Dayang-dayang berjumlah Sembilan orang
dan melantunkan senandung Inde Ndua sambil menyematkan Sembilan jenis bunga di
kepala puteri Dae La Minga.
Berikut syair senandung Inde
Ndua
Inde
nde ca inde ndua
Tiwara
tiwarana dua labona
Inde
nde ca inde ndua
Tiwara
tiwarana dua labona
De
Pamole Sama
Ai
sama-sama lagi sagila ya
Wunta
wunta hanta
Ro
la wunta hanta Jampaka
Manusia
mo la
Ai
sama-sama sagila ya
Mo
tija lante
Artinya
:
Cantiknya
tiada duanya
Sungguh
tiada duanya
Cantiknya
tiada duanya
Sungguh
tiada duanya
Cantiknya
tiada yang menyamainya
Cantik-cantik
tiada bandingannya
Kupersembahkan
setangkai bunga
Kuncup
bunga pilihan Jampaka
Manusia
mulia
Sudah
sama-sama mulia
Bersama
senandung ini ( Mo Tija lante)
Senandung Inde Ndua ini
dinyanyikan oleh tujuh sampai sembilan orang dayang-dayang Istana kerajaan
Sanggar. Setiap dayang-dayang menancapkan bunga di atas sanggul kepala puteri
Dae La Minga dan menyebutkan nama bunga tersebut di akhir senandung. Pada kalimat/syair
“ Wunta wunta Hanta dan Ro la wunta hanta Jampaka “, kalimat syairnya berubah. Wunta
adalah kuncup bunga, sedangkan hanta adalah mengangkat bunga untuk diletakan
pada sanggul kepala Puteri Dae La Minga. Kata “ Jampaka “ pada Ro la wunta
hanta Jampaka, adalah nama bunga Cempaka. Jika bunga Kananga yang disematkan,
maka para dayang-dayang menyebutkan “Wunta wunta hanta, ro wunta hanta Kananga
“.
Disamping itu, syair dan
senandung Inde Ndua juga menyebutkan nama-nama wilayah yang dilewati rombongan
puteri Dae La Minga dari pusat kerajaan di Boro hingga menuju Toro Kadera,
sebuah tanjung yang di atasnya terdapat tempat duduk yang meyerupai kursi.
Kursi dalam bahasa Bima disebut Kadera. Toro berarti tanjung.
Penterjemah : Alan Malingi
Narasumber : Suhada M.Saleh
Desa Boro Kec. Sanggar Kabupaten Bima.
Post a Comment