Tarian Pelepas Arwah
Tarian ini merupakan
atraski tarian tertua di tanah Bima. Kalero merupakan tarian pelepasan arwah
yang berawal dari tradisi masyarakat Donggo lama untuk menghormati dan melepas
kepergian anggota keluarga, sahabat dan kerabatnya keharibaan Yang Maha Kuasa.
Kalero adalah tarian dan nyanyian yang berisi ratapan, pujian, pengharapan dan penghormatan terhadap arwah. Hal ini
dapat dilihat dari atribut yang dikenakan yang didominasi warna hitam, mulai
dari sarung hingga baju. Gerakan melambai lambai dan berjingkak-jingkak sebagai
wujud ekspresi pelepasan terhadap arwah. Karena mereka yakin, bahwa seseorang
yang telah meninggal dunia masih tetap hidup, tapi di alam yang lain. Alam yang
abadi dan penuh dengan kedamaian.
Masyarakat
Donggo lama meyakini bahwa mereka yang telah meninggalkan tetap akan
mengunjungi sanak keluarga dan kerabatnya yang masih hidup. Meskipun telah
berada di alam lain, namun rohnya tetap senantiasa datang menemani yang hidup.
Masyarakat Donggo lama mayakini tetap ada hubungan antara alam nyata dengan
alam gaib.Kalero dipersembahkan tidak hanya melepas arwa, namun juga
menghormati arwah yang telah pergi.
Tarian ini diiringi music kalero yang didukung oleh dua buah gendang kecil, gong dan sarone (Serunai). Akurasi pukulan dalam tarian ini adalah pukulan menghentak dan seakan terputus yang diiringi alunan serunai. Pada masa lalu, Kalero diiringi oleh nyanyian Kalero. Tapi pada saat sekarang, nyanyian itu sudah jarang diperdengarkan.
Post a Comment