f Tradisi Asi Mbojo - SEJARAHBIMA.COM | Mengupas Sejarah, Budaya dan Pariwisata

Header Ads

Tradisi Asi Mbojo

Tradisi Asi, demikianlah istilah yang saya berikan untuk seluruh hasil karya cipta,rasa dan karsa Istana Bima yang telah tumbuh kembang selama berabad-abad lamanya. Secara garis besar kebudayaan Mbojo dibagi dalam dua kelompok besar yaitu Kebudayaan Istana( Asi) dan Diluar Asi (Istana) atau segala hasil daya cipta,rasa dan karsa rakyat Bima yang juga tumbuh bersama dengan kebudayaan Istana. Meskipun rakyat dari berbagai pelosok negeri Bima juga terlibat dalam kebudayaan Istana, namun karena ruang perkembangan kebudayaan itu ada di Istana, maka dari itulah, disebut dengan kebudayaan Istana. Upacara Hanta UA PUA, Penobatan sultan Bima ke-16 pada tahun 2013, FKN, dan penobatan Jena Teke 2016 adalah bagian dari tradisi Istana Bima sebagai upaya pelestarian nilai-nilai budaya yang pernah tumbuh dan berkembang di Istana Bima.

Masih banyak tradisi dan kesenian istana yang perlu terus dilestarikan keberadaannya seperti Lenggo, Katubu, Rombo To’I,Lengsara,Mpa’a Sampari, Toja, Ziki Maulid, Ziki Roko dan lain-lainnya. Melestarikan Tradisi Asi bukanlah menghidupkan kembali Feodalisme,karena kesultanan Bima adalah dinasti tanpa Singgasana dan kursi kebesaran.Dalam perspektif masa kini, keberadaan Raja,sultan, Jena Teke semata-mata untuk meneruskan nilai dan tradisi budaya yang pernah ada sebelum NKRI.


 Masyarakat Bima patut bangga karena masih memiliki Istana yang dengan segala keterbatasan keberadaannya, masih menjadi magnet bagi setiap orang yang datang dan pergi. Istana itu masih tetap melantunkan syair keluguan masa silam untuk dikenang oleh generasi kini dan akan datang. Istana Bima masih tetap menjadi tumpuan dan titik temu berbagai kepentingan generasi yang cinta dan peduli terhadap sejarah dan kebudayaannya. Dia adalah penghubung masa lalu, masa kini dan masa depan. Mari Sambut Jena Teke baru……!  

Penulis : Alan Malingi 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.