Bima Di Mata Seorang Kelana
![]() |
Foto : Febriyanpratama blogspot.com |
Tome Pires, seorang kelana
asal Portugis memiliki catatan penting tentang Bima pada dekade kedua abad
ke-16. Dia menulis laporan tentang peluang ekonomi dan perdagangan kepada Raja
Emanuel. Laporan tersebut terdiri dari enam jilid yang mengisahkan
perjalanannya dari Mesir hingga Malabar, Indocina, Bengali, Jepang, Cina,
hingga Indonesia. Perjalanan Tome Pires dimulai pada tahun 1512 hingga 1515.Laporan
tersebut diterbitkan pada tahun 1944 oleh Armando Z. Cortesão dengan judul Suma Oriental que trata do Mar Roxo até aos
Chins ("Ikhtisar Wilayah Timur, dari Laut Merah hingga Negeri
Cina").
Tome Pires singgah di Bima pada
tahun 1513. Dia menyebut Bima dengan nama Pulau Bima. Dalam laporannya menyebut
Pulau Bima dipimpin oleh raja kafir. Pires menyebut Bima memiliki banyak perahu,
bahan makanan, daging, ikan, asam dan banyak terdapat kayu Sapang yang dibawa
ke Maluku dan Malaka untuk dijual di Cina karena harga kayu Sapang di Cina relatif
murah.Kayu Sapang asal Bima tipis dan ringan dibanding kayu Sapang asal Siam
(Thailand) yang tebal dan lebih bermutu. “ Bima juga memiliki banyak budak dan
banyak kuda yang dibawanya ke Jawa. Perdagangan di pulau itu ramai.Orangnya
hitam berambut lurus. Terdapat banyak dusun, banyak orang dan banyak hutan.
Orang yang berlayar ke Banda dan Maluku singgah di situ dan membeli berbagai
jenis kain, yang kemudian dijualnya di Banda dan Maluku. Pulau ini juga
mempunyai sedikit emas. Mata uang Jawa berlaku di situ “ ( Cortesao,1 : 203).
Tidak hanya itu, Tome Pires
juga menguraikan keuletan, keberanian dan tehnik dagang orang-orang Bima kala
itu. Orang Bima nekad berdagang dengan modal kecil dan menggunakan awak perahu
dari budak. Mereka memanjangkan pelayarannya supaya mendapatkan untung banyak
dari Malaka. “ Mereka membeli barang lain untuk dijual di Bima dan Sumbawa, dan
di situ mereka membeli berbagai kain untuk dijual di Banda dan Maluku sebagai
tambahan dari barang-barang Malaka yang tersisa” (Ibid :221).
Tome Pires tidak hanya
menulis tentang teluk Bima dan pelabuhan Bima. Dia juga mengulas tentang posisi
strategis Pulau dan gunung Sangiang yang menjadi tempat perdagangan budak dan
pasar para bajak laut. “ Pulau Sangiang banyak pelabuhan, makanan dan budak dalam jumlah
besar. Ada sebuah pasar besar untuk penyamun datang kesitu menjual
barang-barang yang dirampoknya dari pulau-pulau lain. “ (Abdullah Tayib, BA,
Sejarah Bima Dana Mbojo, 240).
Catatan Tome Pires member kontribusi besar bagi sejarah perjalanan tanah Bima
dari masa ke masa. Lewat catatannya, generasi kini dapat mengetahui tentang
kejayaan Maritim Bima di masa silam, kini dan akan datang.
Penulis : Alan Malingi
Sumber :
1.
Armando Z.
Cortesão, Suma Oriental
2.
Henry Chambert Loir & Siti Maryam R.
Salahuddin, BO Sangaji Kai,
3.
Abdullah Tayib, BA, Sejarah Bima Dana Mbojo.
Post a Comment