Bisik Angin Pantai Lamere
![]() |
Foto : My. Passion. wordpress.com |
Di batas bibir pantai
Lamere tersua sebuah bisikan yang terus membahana menjadi alunan suara merdu
dalam lentik jemari Ambo Tuo. Di tepi dermaga Lamere pria ini melantunkan Rawa
Bugis perpaduan sastra Bima Bugis. Ambo Tuo adalah satu satunya pewaris seni
tradisi Bugis di desa Lamere. Pria yang sudah berkepala lima ini sangat mahir
memetik senar Gambo Bugis atau dalam bahasa Bima disebut dengan Gambo Na’e.
Dengan sepuluh senar yang disusun per dua senar setiap sisinya, Ambo Tuo
melantukan lagu Bugis berjudul toma toa mangureq ngureq atau orang-orang tua
yang mencari daun muda.
![]() |
Ambo Tuo |
Ambo Tua sebenarnya
lahir dan besar di Sumbawa dalam lingkungan keluarga Bugis di Sumbawa. Pada
sekitar tahun 1980, dia tinggal di Desa Lamere karena mempersunting gadis bugis
yang tinggal di Lamere. Ambo Tuo sehari hari berprofesi sebagai nelayan dan
sering melaut hingga ke Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur. Setiap melaut, Ambo
selalu membawa Gambusnya dan dimainkan di tengah samudera sebagai pelepas rindu
kepada keluarga. Sudah tidak ada lagi
anak muda yang bisa dan tertarik dengan seni sastra ini. Dia hanya berbiisik di
tengah deru arus modernisasi peradaban. Dia hanya berbisik kepada pasir dan
karang sebagai saksi abadi perpaduan dua budaya Bugis dan Bima.
Penulis : Alan Malingi
Post a Comment