f Keris Tatarapang - SEJARAHBIMA.COM | Mengupas Sejarah, Budaya dan Pariwisata

Header Ads

Keris Tatarapang

Keris dalam bahasa Bima disebut Sampari. Sampari  memiliki pesona tersendiri yang diwujudkan dalam ragam hiasan dengan aneka batu berharga seperti bertahtakan batu lazuardi, batu pirus, akik, emas, intan dan berlian. Di kerajaan dan kesultanan Bima, terdapat salah satu istilah yang sudah lazim untuk penyebutan berbagai keris jabatan pejabat kerajaan mulai dari Sultan sampai level Anangguru. Istilah itu disebut Tatarapang.

Muslimin Hamzah menyebutkan, tatarapang adalah  keris jabatan sultan dan pejabat Istana lainnya. Konon keris-keris dari emas terdapat 35 jenis keris. Tatarapang dibuat disesuaikan dengan jenis dan tingkatan jabatan para pejabat di lingkungan Istana Bima.  Keris kebesaran Sultan Bima adalah Tatarapang yang berjuluk Samparaja. Ada enam keris tatarapang istimewa yaitu dua keris kebesaran Jena Teke dan 4 keris yang berasal dari Reo. Keris tersebut terbuat dari emas. Ada juga sebuah lapisan sarung (‘pondo’) keris dari emas yang juga berasal dari Reo.(Muslimin Hamzah, Ensiklopedia Bima,:400). Keris-keris dari Reo dan beberapa sondi berlapis emas dari Manggarai masih menjadi koleksi Museum Asi Mbojo saat ini karena dulu wilayah Reo dan Manggarai masuk dalam wilayah kerajaan Bima.

Aturan Tataparang kepangkatan diatur sedemikian rupa. Kepangkatan disimbolkan dengan emas dan perak. Misalnya, Rato Renda 1 emas, Rato Tolotui 1 emas, Rato Ntjandi 1 emas, Rato Tonggorisa 1 emas, Rato roka 1 emas, Rato Sari sape 1 emas. Sedangkan yang bersimbol perak antara lain Bumi Sumpi Mbojo, Bumi sumpu Bolo, Anangguru Parewa dan anangguru Partiga.

Henry Chambert-Loir dan Siti Maryam R.Salahuddin menjelaskan bahwa Tatarapang(tatarapa:Mbojo) tatarapang terikat pada satu jabatan dan diserahkan secara berganti-ganti pada waktu pelantikan. Tatarapang Sultan bernama Samparaja. Keris Samparaja hulu dan sarungnya dari emas, dan hulunya berupa Sang Bima.( BO Sangaji Kai : 630).  

Dr. Hj. Siti Maryam mengemukakan, pada penobatan Jena Teke 18 September 2016, keris Tatarapang khusus Jena Teke yang disematkan pada Yang Mulia Muhammad Putera Ferryandi. “ Keris itu turun temurun sejak dulu. Dan nanti pada saat penobatannya sebagai Sultan Bima, maka dia akan memakai Keris Samparaja. “ Demikian tutur Ina Ka’u Mari di kediamannya pada Senin, 17 Oktober 2016.

Penulis : Alan Malingi

Sumber :

1.    Henry Chambert-Loir dan Siti Maryam R.Salahuddin, Bo Sangaji Kai

2.    Muslimin Hamzah, Ensiklopedia Bima. 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.