Kue Lapis Kehidupan
Kita tentu pernah
melihat kue lapis yang berwarna-warni, ya begitulah sesungguhnya kehidupan yang
kita lalui ia senantiasa berlapis-lapis dan kaya akan warna. Kadang lapisannya
begitu tebal, bisa juga tipis. Suatu ketika warnanya lembut bagai gradasi,
disaat lain ia begitu ekstrim perubahan warna satu kewarna yang lain.
Tebal tipisnya kue lapis
ibarat kita melalui setiap etape kehidupan. Suatu saat episode kehidupan kita
lalui dengan singkat, dilain waktu tahapan hidup
ini terlewati begitu panjang. Kebahagiaan itu terasa singkat padahal anugerah
usia kebahagiaan diberikan begitu panjangnya. Namun, bila batu ujian itu
ditempatkan dalam satu sisi pendek waktu kita, ia akan terasa lama dan
melelahkan. Panjang atau pendeknya sebuah episode kehidupan yang berisi nikmat
kebahagiaan atau tantangan ujian dan musibah sesungguhnya ia akan berasa lama
atau singkat tergantung pada luas atau sempitnya hati kita menerima semua itu.
Lapisan warna kue lapis
bisa berupa gradasi warna dari warna muda berlahan menuju warna tua, atau berupa
warna-warni yang ekstrim dan sangat kontras dengan warna sebelumnya bahkan
tidak nyambung. Begitulah kehidupan ini, Tuhan memberikan sesuatu baik
kesuksesan maupun kegagalan bisa jadi bertahap dari yang ringan hingga yang
tersulit, dari sekedar dapat menebar senyum bahagia hingga segudang harta yang
digunakan untuk indahnya berbagi baik secara tiba-tiba tanpa bisa diduga dan diterka
oleh nalar manusia atau dalam kebertahapan yang lembut hingga tak terasa. Saat
begitu berkuasa dan dalam limpahan kebahagiaan tiba-tiba jatuh menjadi tak
memiliki apa-apa. Ketika saat kebertubi-tubian kesulitan dan kenestapaan hidup
dalam kekurangan berupa kepapaan, seketika dianugerahi rejeki nomplok yang
merubah semuanya. Zigzagnya kehidupan akan penuh dengan kebahagiaan saat semua
warna-warninya dilalui dengan langkah yang penuh kesabaran dan kesyukuran atas
apapun yang ditakdirkan-Nya dalam setiap episode kehidupan kita.
Setiap lapis
persinggahan kehidupan yang singkat menuju tempat Abadi ini tentunya tidak
mudah bagi kita menghadapi beraneka warna dan dinamika didalamnya kecuali dengan
kelapangan hati, bersabar dan bersyukur.
Penulis : Iwan Wahyudi
Post a Comment