f Mantra Penyembuh Dari Bajo Pulau - SEJARAHBIMA.COM | Mengupas Sejarah, Budaya dan Pariwisata

Header Ads

Mantra Penyembuh Dari Bajo Pulau

Bersama peneliti dari Kantor Bahasa NTB Di Dermaga Bajo Pulau 
Ada mantra penyembuh yang telah diyakini turun temurun di desa Bajo Pulau kecamatan Sape Bima. Nama mantra itu adalah Rawa Waro. Rawa Waro adalah mantra penyembuh bagi anak-anak dan warga yang menderita penyakit semacam cacar air. Penyakit ini dianggap sebagai wadah dan bala yang datang di setiap kampung. Ada beberapa jenis penyakit seperti in yaitu ada yang bentuknya bintik-bintik kecil dan berwarna merah, ada juga yang berbentuk gumpalan sebesar butir jagung dan bernanah di dalamnya ada juga yang besar-besar seperti bisul. Penyakit ini diawali dengan demam tinggi dan beberapa hari kemudian keluarlah bintik - bintik tersebut.

lupa namanya. he he he
Bagi masyarakat di desa Bajo Pulau penyakit ini harus disembuhkan terlebih dahulu oleh sandro atau sando sebelum di bawa ke puskesmas atau puskesmas pembantu di wilayah tersebut. Seorang sandro melantunkan mantra Rawa Waro sambil membelai si sakit dengan ramuan dari beras ketan yang disebut Lo’i Keta atau bedak Viva nomor 5 yang halus dan harum semerbak. Sandro meyakini bahwa dengan melantunkan mantra dan doles dengan bedak yang harum, si sakit akan senantiasa bersih dan penyakit akan pergi. Bagi masyarakat Bajo Pulau, rawa waro dipersembahkan kepada induk penyakit atau raja bagi penyakit tersebut. Mantra-mantra itu dilantunkan untuk mengusir penyakit dari tubuh si sakit sambil membelai sekujur tubuh si sakit dengan bedak dan Lo’i Keta ( sejenis ramuan dari beras ketan yang dicampur dengan daun cempaka dan kenanga). Sebagai masyarakat pelaut, mereka meyakini bahwa penyakit tersebut berasal dari laut dan diajak untuk kembali ke laut.

Jika ditelisik dari judul mantra “ Rawa Waro “, Rawa berarti lagu atau nyanyian, sedangkan waro adalah penyakit cacar itu sendiri. Mantra Rawa Waro adalah perpaduan bahasa Bima, Bugis dan Bajo.

Mantra Rawa Waro

Ya nginta ya nika ana da
Ai nginu oko onga
Aiya ngala ni ika nga ti
Ingi panda ano

Iyo soomba nga ku lia
Ata nga ma aga nyomba
Ndi yu o o o o opu
Mbapa nga wa mpo ora ma nga a mo
O o po ra ama nga ngo
Ooo le iya anggi nginta

Sebagai sebuah mantra tentu sulit untuk diterjemahkan. Karena mantra tidak memiliki makna baik dari kata perkata maupun dalam satu baris kalimatnya. Dari mantra Rawa Waro di atas, ada beberapa bahasa Mbojo yang juga dimuat dalam mantra tersebut yaitu kata Nika  yang berarti nikah, oko onga yang berarti tunduk dan bangkit, ngala yang berarti renggang, ngango yang berarti ribut.  


Penulis : Alan Malingi 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.