Menari Bersama Awan
Gerakan dalam tarian ini
adalah gerakan melayang bersama selendang. Gerakan ini mengingatkan kisah
percintaan antara Raja Indra Zamrut dengan puteri Kayangan. Indra Zamrut dalam
kisah itu bernama Sangaji dan puteri kayangan bernama puteri Indah. Kisah cinta
itu diabadikan dalam alunan gerakan tari yang disebut dengan tari Toja. Tarian
ini adalah salah satu jenis Tari Klasik Istana Bima yang tertua. Para penari
perempuan mengenakan selendang dan memperagakan gerakan gerakan melambai dan
terbang seperti kisah percintaan antara Indra Zamrut dengan puteri Khayangan.
Dengan gerakan lemah gemulai seakan mereka menari bersama awan.
Dr.Hj. Siti Maryam
Salahuddin selaku Pembina sanggar Seni Samparaja Bima mengemukakan bahwa disamping
tarian Toja, di istana Bima terdapat tarian-tarian klasik lainnya seperti
Karaenta, Katubu, Lenggo Siwe dan Lenggo Melayu yang dipadukan menjadi lenggo
UA PUA.” Tutur Maryam. Pada masa kesultanan Bima Berjaya, terdapat 12 tarian
klasik baik pria maupun wanita.
Sementara itu, Ibu
Najmah yang akrab disapa Dae Nana selaku koreografer tari klasik Istana Bima
mengemukakan Toja berarti tinggi atau awan. Gerakan tarinya lemah gemulai
seakan menari bersama awan. “ Rangkaian gerakan Toja adalah bagaimana puteri
kayangan itu mengambil selendangnya kemudian terbang ke kayangan. “ Tutur Dae
Nana. Tarian Toja dimainkan oleh 6 sampai 10 orang penari remaja puteri dengan
iringan gendang, gong, dan silu. Silu adalah sejenis alat musik tiup khas
daerah Bima. Perubahan setiap gerakan tari Toja dilakukan setiap delapan kali
ketukan yang ditandai dengan bunyi Gong. “ Jadi setiap bunyi gong, maka
perlahan-lahan gerakan tarinya berubah.” Sambung Dae Nana.
Tarian klasik Istana
Bima seluruhnya dimainkan dengan gerakan lemah gemulai dan tidak atraktif. Perubahan
gerakan mengikuti bunyi gong yang dihitung delapan kali ketukan. Sanggar Seni
Samparaja dibentuk oleh ibu Dr.Hj. Siti Maryam Salahuddin dalam rangka
pelestarian seni tari klasik istana Bima.
Penulis : Alan Malingi
Post a Comment