f Menyelamatkan Seni Tari Mbojo - SEJARAHBIMA.COM | Mengupas Sejarah, Budaya dan Pariwisata

Header Ads

Menyelamatkan Seni Tari Mbojo

Bima atau Dana Mbojo kaya akan seni musik dan tari serta sastra. Khusus tentang Tari, dibagi dalam lima kategori yaitu Mpa'a Asi (Tarian Istana, Mpa'a Ari Mai Ba Asi(Tarian diluar Istana),Tari Kreasi/garapan baru, Tarian dari Sanggar dan Seni Tari bernafaskan Islam. Mpa'a Asi dibagi dua yaitu Mpa'a Mone seperti Soka, Manca, Sere,Kanja, Makka, Mihu, dan Lenggo Mone.Sedangkan Mpa'a Siwe terdiri dari, Katubu Lenggo Siwe, Toja, Karaenta dan Lengsara.Ada juga tari yang diadopsi dari Sumbawa yaitu Mpa’a Sumbawa.  Sedangkan Mpa'a Ari Maiba Asi atau Tari Rakyat cukup banyak yaitu Buja Kadanda, Gantao, Mpa'a Peda,Mpa'a Sampari, Mpa'a Lanca, Arugele,Sagele, Mpisi, Kalero, Mpa’a Parise, Mpa’a Lanca dan Ntumbu.

Sanggar, sebagai sebuah kerajaan yang memegang peranan penting di sisi utara gunung Tambora, masih banyak menyimpan kekayaaan seni tari dan seni vocal serta seni sastra. Sanggar memiliki beberapa seni tari klasik seperti tari dan senandung Inde Ndua, Rangko, Arugele dan seni tari klasik lainnya.

Tarian Kreasi dan garapan baru berkembang pesat. Koregrafer-koreografer Mbojo seperti Linda Yuliarti M.Hilir dan Rahmawati M.Hilir dari Paju Monca, Nana dari Sanggar Samparaja, Munarni dari Sanggar La Diha Wawo, Guru Hima dari Sanggar Tololoa, Erwin Dari Sape, Ema Sri Maharani dari SMKN 3 Kota Bima, Sri Rahmawati dari Sanggar Sandaka Sadia dan beberapa koregrafer lainnya telah banyak menciptakan tari kreasi dan garapan baru yang berakar dari kultur Mbojo seperti tari Muna Ro Medi, Tari Paranaka, Tari Lao Moti, Tari Wura Bongi Monca, Tari Sampari, Tari Lopi Penge, Tari Sampela Lembo, Tari Rimpu, Tari Weha Ani, Tari Pako Tana, Tari Mbolo Ra Dampa, Tari Lepi Siwe dan berbagai tarian lainnya.

Seni musik dan tari bernafaskan islam memang tidak begitu banyak. Mekipun pada masa lalu ada kesenian Debus yang didatangkan dari Banten pada masa sultan Abdul Hamid (1773-1819) dan Dani Dana di lingkungan orang-orang Arab. Seni Tari Islam yang masih bertahan hingga kini adalah Hadrah dan Kasidah Rebana.Saat ini, kesenian Marawis berkembang pesat dan diminati oleh masyarakat Bima. Di beberapa hajatan seperti pernikahan, khitanan dan khatam Alqur’an, Marawis selalu ditampilkan.  Kebanyakan seni bernafaskan islam masuk di Bima dalam bentuk zikir atau dikenal dengan Ziki seperti Ziki Maulid, Ziki Rati, Ziki Kapanca,  Ziki Roko, Ziki Barjanji dan Ziki Guru Bura yang berkembang di Desa Rai Oi dan Paranggina kecamatan Sape.

Di tengah hingar bingar pentas tarian Mbojo, justru tari klasik Asi Mbojo banyak yang hilang dari peredaran dan bisa dikatakan punah. Masyarakat hanya mengetahui Tari Lenggo, Sere, Mihu,Makka dan Soka. Sementara Tari Kanja, Katubu, Rombo To’I,Lengsara, Toja, Mpa’a Sumbawa  dan Karaenta sudah lama menghilang seiring bubarnya kesultanan Bima. Sedangkan tarian rakyat masih tetap eksis hingga kini karena tradisi di tengah masyarakat yang masih mempertahankan atraksi-atraksi tari seperti Gantao, Buja Kadanda, Mpa’a Peda, dan Mpa’a Sampari dan Mpa’a Parise. Tarian rakyat yang sudah mulai hilang adalah Lanca. Meskipun saat ini Lanca masih bertahan di Parado dan Sambori.

Diperlukan langkah nyata untuk menginventarisir dan melakukan pembinaan terhadap sanggar –sanggar seni yang ada baik Sanggar Seni Asi maupun di luar Asi untuk secara bersama-sama melestarikan dan mengembangkan kesenian Asi,kesenian rakyat dan garapan baru. Ketiga komponen tersebut harus berjalan seiring sejalan dan berkesinambungan agar seluruh komponen Seni Tari Mbojo dapat terus lestari sepanjang perjalanan peradaban. Kita harus memandang seluruh potensi seni tari itu secara seimbang dan proporsional. “ Ntanda Kasama, Sandaka kasama “ Memandang seimbang dan menjaga bersama.  

Penulis : Alan Malingi



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.