Pangaha Waji
Hampir
seluruh adonan kue tradisional nusantara berbahan utama beras, terutama beras
ketan. Tak ketinggalan pula pangaha Waji atau yang dalam bahasa Indonesia
disebut Wajik. Pada masa lalu, kue ini selalu dimasukan dalam Jangko atau
persembahan khusus pada saat acara-acara doa dan hajatan warga seperti
khitanan, khatam Alqur’an, Doa Misfussya’ban dan ritual-ritual lainnya di
masyarakat Mbojo. Dalam jangko biasanya terdapat Oha Mina atau nasi dari beras
ketan yang dicampur minyak kelapa khusus yang dibuat sendiri dicampur bawang goring
dan daging yang diiris kecil-kecil. Disamping itu dimsukan juga pisang, pangaha
Waji, Pangaha Seroja, Pangaha Bunga, dan aneka pangaha lainnya. (Pangaha = Kue
).
Pangaha
Waji masih dapat ditemui di Pasar Raya Amahami setiap pagi hari. Jika sudah
beranjak siang kita tidak lagi menemukan pangaha ini yang dijual di areal
tengah pasar Raya Ama Hami Kota Bima. Bahan pembuatan Waji untuk sekedar
kebutuhan keluarga bisa dibuat dengan 1 kilogram beras ketan putih.1 buah santan kelapa. 1/2 kg gula merah(sesuai selera).Daun pandan secukupnya. Cara membuatnya,
beras ketan putih di masak (jgn terlalu matang), santan kelapa dimasak ampe mengeluarkan
minyak(kadolu kodo) dengan gula merah
dan tambahkan daun pandan.
Tetapi jika pembuatan Waji untuk dijual, maka bahan-bahannya lebih
banyak lagi. Apalagi pembuatannya dalam jumlah besar untuk hajatan. Harga satu
potong Pangaha Waji dalam ukuran seperti ukuran Tempe yang dipotong dua seharga
Rp.10.000. Ayo buruan belanja kue tradisional Mbojo.
Penulis : Alan Malingi
Informan : Ijo, 60 Tahun Warga Kampung Ranggo Kota Bima.
Post a Comment