Pesona Asa Kota
![]() |
Foto Website budpar kota Bima |
Asa Kota yang indah
adalah laut sempit yang menjadi satu-satunya pintu masuk di teluk Bima. Asa
Dalam Bahasa Bima berarti Mulut. Kota berarti Kota. Jadi Asa kota adalah mulut
Kota yang menjadi penghubung Bima dengan negeri-negeri lainnya. Mendayung di
antara ketenangan laut Asa Kota yang dibalut panorama indah di sekelilingnya
sungguh menakjubkan. Melayangkan pandangan
ke arah timur, mata kita terbuai dengan keindahan pantai So Ati yang berpasir
putih membentang sepanjang dua kilometer dan perahu-perahu nelayan di kelurahan
Kolo. Di sebelah barat tampak tepian pantai di gugusan pegunungan Soromandi
serta Candi Tebing Wadu Pa’a yang menjadi monement tak ternilai dari cikal
bakal lahirnya kerajaan Bima.
Memandang ke selatan,
tampak lekukan-lekukan pantai dan Benteng Asa Kota yang penuh dengan romantika
sejarah. Benteng yang berada di sebuah Dusun Lia Desa Kananta soromandi ini
adalah saksi abadi perlawanan Sultan Abdul Khair Sirajuddin melawan hegemoni
VOC di tanah Bima pada tahun 1669 M. Memasuki Teluk Bima yang indah, tenang dan
damai, tampak suasana di dermaga Bonto, so Nggela dan aktifitas di pelabuhan
Bima yang tiada pernah henti. Bagi para perantau, memasuki Asa Kota laksana
kekasih yang menemui pujaan hatinya. Seperti rindu yang terbalas setelah
sekian lama meninggalkan kampung halaman.
Dari Asa Kota, mata
terbuai memandang teluk Bima yang membentang mulai dari Lewa Mori, Kalaki, Oi
Niu, Panda, Lawata, Ama Hami hingga Kolo dan sebagian kecamatan Soromandi dan
Bolo di sebelah Baratnya sesungguhnya menyimpan potensi yang luar biasa. Teluk
ini adalah harta karun yang berlum tergali dan mutiara yang terpendam.
Teluk ini bisa dimanfaatkan untuk wisata bahari, budidaya rumput laut, olahraga
dayung, olahraga mancing, olahraga Jetskee, wisata pantai, dan lain-lain
kegiatan.
Di tengah teluk ini ada
sebuah pulau kecil yang disebut Nisa To’i atau juga dikenal dengan Pulau Kambing.
Dinamakan pulau kambing, konon pada zaman dahulu, pulau kecil ini merupakan
tempat pelepasan kambing raja atau sultan Bima. Masyarakat Mbojo menyebut juga
pulau kecil di tengah teluk Bima ini dengan Nisa. Dalam Bahasa Mbojo Nisa
adalah pulau. Orang-orang Donggo di sebelah barat teluk Bima menyebutnya dengan
Nisa To’i. Nisa (Pulau) ini menyimpan kenangan dan romantika sejarah Bima yang
akan senantiasa dikenang sepanjang masa. Pada zaman penjajahan, Pemerintah
Kolonial Belanda mendirikan tempat pengisian bahan bakar sehingga sampai saat
ini masih terdapat tangki minyak peninggalan zaman perang dunia kedua tersebut.
Penulis : Alan Malingi
Post a Comment