Tradisi Tero Bawa
Bawa atau bawang merah adalah komoditi unggulan daerah
Bima. Sebaran pertanian bawang merah terdapat di wilayah kecamatan Belo, Sape,
Wera, Soromandi dan Donggo.Komoditi bawang merah Bima khsusnya jenis Keta Monca
sudah dikenal luas di seluruh nusantara. Ada tradisi unik yang sudah turun
temurun dilakukan oleh para petani bawang merah di Bima yaitu menggantung
bawang merah di bawah seng ata atap rumah. Tradisi ini disebut “Tero Bawa”.
Tero artinya menggantung.
Dalam
foto ini adalah contoh cara petani bawang merah di desa Sangiang kecamatan Sape
Bima melakukan Tero Bawa agar bawang Merah tetap awet dan tidak busuk. Apalagi
atap rumah mereka rata –rata dari seng, sehingga temperature udara tetap
terjaga. “ Bawang merah yang digantung seperti ini akan tahan lama, baik untuk
dijual maupun untuk oleh-oleh keluarga yang datang dari jauh. “ Tutur
Ahmad,salah seorang petani bawang asal desa Sangiang Kecamatan Sape Kabupaten
Bima.
Jika
kita berkeliling di desa-desa seperti di desa Renda, Ngali dan sekitarnya serta
di kecamatan Sape dan Lambu, terutama di desa Sangiang, kita akan menjumpai
tradisi tero bawa maupun jago atau jagung. Hal ini dimungkinkan sebagai gudang
terbuka dan stok bawang bagi para petani,karena rata-rata di desa tersebut
rumahnya sedikit saja memiliki halaman rumah. Maka cara yang paling efektif
adalah dengan menggantung di bawah atap rumah.
Penulis
: Alan Malingi
Post a Comment