Wajah Kesenian Donggo
![]() |
Kesenian Mpisi |
Para Antropolog dan
sejarahwan bependapat bahwa Dou Donggo atau orang Donggo yang hidup di dataran
tinggi di sebelah barat teluk Bima dan sebelah tenggara teluk Bima adalah
penduduk asli Bima. Mereka adalah pendukung kebudayaan awal di Dana Mbojo(Tanah
Bima). Orang Donggo di sebelah barat Teluk Bima disebut Dou Donggo Ipa.
Sementara orang Donggo di sebelah tenggara teluk Bima disebut Dou Donggo Ele.
Orang Donggo Ele juga menyebut dirinya rumpun Inge Ndai atau dalam bahasa Bima
disebut Angi Ndai yang berarti orang-orang sesaudara dan serumpun. Donggo Ipa
meliputi orang-orang yang mendiami kecamatan Donggo dan Soromandi sekarang.
Sedangkan Donggo ele adalah orang-orang yang mendiami kecamatan Wawo, La Mbitu
dan di pegunungan Langgudu yaitu di desa Kalodu dan Kawuwu sekitarnya.
![]() |
Arugele Sambori |
Di Donggo Ipa juga memiliki
senandung menanam Arugele, Mpisi, Kalero, Inambaru, Kande Ntadi Ro Ntedi dan
mantra-mantra. Di Donggo Ipa menyimpan kekayaan cerita rakyat seperti La Hila,
La Lindu, La Gandi, cerita Gajah Mada, Garuda dan cerita rakyat lainnya.
Disamping itu, Donggo Ipa juga memiliki atraksi kesenian Mpa’a Ncala dengan
menggunakan tongkat dan saling melempar serta menangkis.
![]() |
Tari Kalero |
Kesenian Donggo melekat
dengan urusan upacara-upacara adat baik upacara menanam, upacara daur hidup
maupun kematian. Pada masa lalu, Ncuhi sangat berperan dalam setiap aktifitas
masyarakat Donggo. Setiap memulai upacara, selalu diawali oleh informasi dari
Ncuhi. Demiikian pula dengan prosesi menanam dan panen. Muslimin Hamzah
mengemukakan,pada masa lalu masyarakat Donggo khususnya Donggo Ipa mengenal
beberapa upacara Raju, Upacara Bulan Purnama,selamatan sehabis panen, Upacara
Langi, Wacapahu dan Aropaka untuk mengusir penyakit, hingga perayaan Ulang
Tahun Gajah Mada di Padende. Tetapi seiring masuknya islam, uapcara-upacara ini
sudah ditinggalkan.
Kesenian Donggo adalah wajah
lama kesenian Mbojo jauh sebelum mengalami kontak akulturasi budaya dengan kaum
pendatang terutama kesenian-kesenian yang banyak mendapatkan pengaruh Makassar
dan daerah-daerah lainnya. Donggo dengan segala keunikannya adalah potensi
besar untuk dipromosikan dalam rangka pelestarian nilai-nilai dan
kepariwisataan di tanah Bima.
Penulis : Alan Malingi
Post a Comment