f Mendaki Tambora Dari Sanggar - SEJARAHBIMA.COM | Mengupas Sejarah, Budaya dan Pariwisata

Header Ads

Mendaki Tambora Dari Sanggar

Lembaga Kearifan Lokal Indonesia mengadakan pendakian bersama gunung Tambora dengan menggunakan jalur baru yaitu jalur kec. Sanggar. Untuk sampai di puncak gunung Tambora baru dua titik pendakian yang diketahui oleh para pendaki yaitu jalur doro Ncanga dan Jalur pancasila. Lembaga Kearifan Lokal Indonesia membuka jalur pendakian baru lewat Kecamatan Sanggar tepatnya lewat Desa UPT Piong. Jalur ini dulunya digunakan oleh para pemburu lokal. Untuk mengefesiensi waktu pendaki bisa menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua dengan waktu tempuh 3 jam star dari jalan beraspal. untuk jenis kendaraan roda empat bisa menggunakan truk dan jeep sedangkan roda dua pada sa,at itu kami mencoba menggunakan motor jenis metic dan sukses sampai ke pos terakhir dengan ketinggian 2200 Mdpl tanpa ada hambatan. Setelah sampai di pos terakhir para pendaki bisa langsung melanjutkan pendakian lebih kurang 1 jam setengah untuk sampai di puncak Gunung Tambora dengan titik ketinggian 2850 Mdpl.

Pertama Masuk setelah melewati pos I kami disuguhi indah dan megahnya pemandangan dua anak gunung Tambora, penduduk yang biasa mencari madu biasa menyebutnya dengan Donggo Tabe To,i dan Donggo Tabe Na,e. Waktu yang ditempuh menggunakan roda dua dari jalan beraspal sampai dengan tempat ini hanya 30 menit. Rasa capek dan letih diobati dengan keindahan ribuan hektar padang Sabana dan semakin tampak dan dekatnya gunung yang akan kami taklukan yaitu gunung Tambora persis dibelakang kami.

Kemudian kami istrahat sebentar sebelum sampai dipos terakhir sembari menikamti pemandangan jejeran cemara gunung yang menghiasi lereng Tambora dan disini mulai terasa sejuk dan dinginnya sepoi-sepoi angin gunung yang menambah eksotisme keindahan alam Gunung Tambora. Puncak Gunung  Tambora dengan ketinggian 2850 Mdpl dengan diameter kaldera  7 KM dan kedalaman 1000 M.

Bisa dilihat dengan jelas danau yang ada di tengah kaldera, masyarakat setempat biasa menyebutnya Moti La Halo. Disinilah tempat dibuangnya seorang putri yang cantik jelita dari legenda Putri Kerajaan sanggar yang terkenal akan kecantikannya yaitu Legenda Putri Dae Minga. Masyarakat lokal masih mempercayai dan meyakini bahwa  ditengah kaldera ini putri tersebut masih ada dan tinggal di sebuah kerajaan gaib yang makmur dan kaya raya  yaitu karajaan Dou Daro. 

Penulis : As ad, S.Pd (Lembaga Kearifan Lokal Indonesia )


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.