Peta Kerajaan Sanggar Yang Misterius
Kegiatan Pemeran Arkeologi Nasional
bertajuk Rumah Peradaban Sanggar, menguak sisa peradaban Tambora tahun 1815.
Kegiatan Pameran diselenggarakan tanggal 17 November sampai dengan tanggal 19 November
2016 di Kecamatan Sanggar kabupaten Bima NTB. Kegiatan pameran Rumah Peradaban
Sanggar, Tema tersebut berkaitan dengan posisi peta wilayah kerajaan Sanggar
yang digambar oleh Phillip seorang serdadu Belanda di atas Pesawat tahun 1719
Masehi sebelum Gunung Tambora Meletus dan diperkuat oleh Dr. F. Haan pada tahun
1905. Sketsa ini awalnya terlampir pada dokumen laporan kepada Pemerintahan
Pusat di Belanda yang dibuat oleh Kapten angkatan laut yang bernama Johannes
Gallo seorang pemimpin kapal Neptunus, yang pada tahun 1788 bertugas di
Sanggar.
Peta pemukiman Kerajaan Sanggar digambar
oleh Phillip terindikasi keberadanya di wilayah desa Boro kerajaan lama.
Keberadaan kerajaan Sanggar merupakan artefak hidup yang membuktikan bahwa Raja
sanggar yang memerintah tahun 1815 Ismail Ali yang selamat dari bencana erupsi
letusan gunung Tambora kemudian mengungsi ke Nggembe dan mendirikan Kerajaan di
tanah “Lewi Dewa” atau “Tanah Dewa”. Tanah Dewa adalah tempat upacara
permohonan hujan kerajaan Sanggar, kegiatan inipun sekarang masih berlanjut di
Desa Boro.
Dalam Pameran Arkeologi Nasional ini
artefak hasil eskavasi Arkeologi Nasional dan Arkeologi Bali peradaban Tambora
memberikan indikasi keberadaan areal pusat kerajaan Sanggar di Boro yang
selama ini dianggap misteri oleh para Arkeolog. Keberadaan peta yang di gambar
oleh Phillip memberikan gambaran yang jelas dan nyata menguak Rumah Peradaban
Sanggar. Pameran Arkeologi Nasional ini bukan sekedar memberikan informasi
kepada Masyarakan di sekitar Lereng Gunung Tambora, tetapi dibalik itu pula
mereka ingin menggali informasi keberadan pusat kerajaan Sanggar yang misterius
ketika itu Raja Sanggar selamat dari erupsi letusan Gunung Tambora
tahun 1815.
Penulis : As"ad ( Lembaga Kearifan
Lokal Indonesia ) LKLI Sanggar.
Post a Comment