Pulau Dalam Teluk
![]() |
Teluk Waworada Dari Puncak Kalodu |
Di batas bibir samudera Hindia membentang
sebuah teluk nan elok. Teluk itu berada di sebelah selatan tanah Bima. Teluk
itu bernama teluk Waworada. Pulau-pulau kecil nan elok pun membentang seperti
pengawal yang tetap setia menjaga keindahan ekosistimnya. Sedikitnya ada 6
pulau kecil di bentangan keindahan teluk Waworada. Pulau-pulau itu dalam bahasa
Bima disebut Nisa. Ada 6 nisa yang ada di teluk waworada yaitu Nisa Mbea, nisa
Dora, nisa Lampa Dana, nisa Sura, nisa Tengge dan nisa Malai. Teluk Waworada
berada di kecamatan Langgudu yang berjarak lebih kurang 80 KM dari kota Bima.
Di teluk ini, ribuan masyarakat Langgudu dan sekitarnya menggantungkan hidup.
Berbagai jenis ikan hidup disini memberikan kehidupan bagi mahluk di
sekitarnya. Di gugusan pegunungan di selatan teluk ini terdapat beberapa
kampung dan desa seperti Karampi, Soro Afu, Tamandaka dan lain-lain.
Pasir putih dan panorama
yang membentang di seluruh sisi teluk ini adalah titian muiara yang selalu
menjanjikan harapan bagi masyarakatnya. Makanya, cukup beralasan antara tahun
1942- 1945 Pemerintah Kolonial Jepang membangun pertahanan menghadapi perang Asia
Timur Raya dan untuk mengantisipasi serangan “Lompat Kodok” yang
dilancarkan oleh Sekutu dari Daratan Australia. Sehingga berbagai macam amunis
peninggalan pada masa perang dunia ke dua masih banyak yang tercecer di pulau-
pulau kecila dan teluk ini. Sedari dulu teluk ini dikunjungi oleh para pedagang
dari berbagai negeri. Bahkan para mubaliq yang pertama kali menyebarkan agama
Islam di Bma pernah berlabuh di teluk ini.
Menelusuri teluk
Waworada mengasyikkan. Arus dan gelombang laut yang cukup tenang, terutama di
pagi dan sore hari. Perahu motor tetap stand by di dermaga desa
Rompo yang menanti penumpang menyebrang ke desa-desa di selatan teluk seperti
di desa Karampi, Waduruka, Soro Afi, Sarae Ruma dan bahkan ke Pusu. Sewa perahu
motor menuju ke Karampi dan desa-desa tersebut hanya sebesar Rp. 10.000. Banyak
juga warga yang mengangkut motor dengan perahu menuju desa-desa tersebut maupun
berlabuh di desa Rompo menuju Bima. Sewa perahu untuk 1 motor sebesar
Rp.10.000. " Tiap hari kami menyebrangi teluk Waworada dan membawa Motor
ke desa dan demikian pula sebaliknya. " Ungkap Amir, warga desa Karampi
yang juga mahasiswa salah satu perguruan tinggi di kota Bima. Penyebarangan
dari desa Rompo menuju desa-desa di selatan teluk Waworada memakan waktu sekitar
40 menit hingga 1 jam.
Teluk Waworada memang
indah, seindah angan dan asa warga dan Pemerintah Kabupaten Bima untuk terus
membangun kawasan ini lintas sektor seperti perikanan dan kalautan, pariwisata,
pertanian, kehutanan dan terutama infrastruktur lingkungan yang asri. Kehidupan
di sekitar teluk ini semakin menggeliat berkat berbagai program Pemerintah
seperti PNPM Mandiri perikanan, pembangunan Dermaga Nusantara, budidaya
perikanan tangkap dan rumput laut serta program lainnya.
Penulis : Alan Malingi
Post a Comment