Senandung Harap Dari Sambori
Menurut sejarahwan dan budayawan Bima, Belaleha
merupakan seni music vocal yang tertua. Seni vocal ini berisikan doa dan
pengharapan agar tanah dan negeri, keluarga dan masyarakat senantiasa mendapat perlindungan
dari Sang Khalik dan dijauhkan dari bencana. Secara umum alunan vocal Belaleha
dilantunkan pada acara sunatan/khitanan dan acara pernikahan. Sehingga di
kalangan masyarakat Sambori dikenal dengan Belaleha Suna ro Ndoso (Khitanan)
dan Belaleha Nika Ro Neku(Pernikahan). Syair Belaleha berisi petuah, nasehat,
pantun dan pujian dan harapan kepada
yang Maha Kuasa.
Sesuai fungsinya, Belaleha dibagi dalam dua jenis
yaitu Belaleha Randa dan Belaleha Ranca.
Belaleha Randa dihajatkan untuk penobatan seseorang dalam satu upacara adat dan
pada masa pra Islam untuk persembahan sesajian, tetapi setelah Islam ritual itu
tidak dilaksanakan lagi. Sedangkan Belaleha Ranca digelar untuk hiburan biasa.
Tradisi melantunkan
senandung Belaleha masih terus dilakukan hingga saat ini di wilayah desa
Sambori dan sekitarnya, terutama dalam rangka hajatan-hajatan warga, hiburan
dan menyambut tamu desa. Meskipun tetap dilantukan dalam berbagai hajatan
warga, namun generasi muda Sambori terutama remaja puteri tidak tertarik untuk
menekuni senandung Belaleha.
Senandung
Belaleha diawali oleh salah seorang ibu. Setelah satu bait maka dilanjutkan
secara bersama-sama oleh ibu-ibu yang lainnya. Demikian seterusnya hingga
berlangsung selama tiga puluh menit dan bahkan lebih.
Berikut
Senandung Belaleha
Belaleha,
Alona Tembe Kala
Aloyilana matiri nggunggu
Ndoo poda dikatente Cepe
Belaleha
Ria Ese Tolo Reo
Mamuna Tembe me’e ma riu
Dodoku di salampe cempe
Belaleha
Nuri se tolo naru
Manangi la ntonggu tolu
Oi oluna sacanggi moro
Bela leha
Akadu la joa
Makidi katake hidi
Rasapana ra ngari dompo
Belaleha
Akadu dou matua
Ma wi’ina nggahi karenda
Karenda da mbali mbua
Catatan : syair ini dilantunkan untuk menghibur anak-anak
yang lagi disunat. Dan dihajatkan untuk meringankan rasa sakit sang anak ketika
disunat.
Penulis : Alan Malingi
Post a Comment