Senandung Kore
Sebagai bekas kerajaan
di sisi utara pulau Sumbawa, Sanggar atau yang juga dikenal dengan Kore
memiliki warisan seni budaya dan tradisi yang hingga kini masih bertahan. Salah
satunya adalah Sebandung Kore Atau Rawa Kore. Majelis Kebudayaan Mbojo bersama mecidana
dan Birokrat Jalan Jalan telah berhasil mendokumentasikan 11 senandung Kore
dalam rangka upaya pelestarian seni sastra tradisi yang hidup di wilayah ini.
11 senandung itu adalah Tija lante, Rangko, manu
Taloko, Inje atau Raho Ura, Rawa Waro, e aule, O Bimbolo, Arugele Mee Mali,
arugele, lopi penge dan Inde Ndua.
11 senandug itu
didominasi oleh campuran Bahasa Mbojo dan Kore. Tim Makembo mengalami kesulitan
dalam proses penterjemahan karena pelantunnya kadang tidak mebgetahui lagi arti
dari senandung yang dilantunkannya. Butuh waktu lama untuk proses penterjemahan
karya sastra klasik ini.
11 senandung Kore
memiliki latar belakang sejarah yang panjang tentang keberadaan kerajaan
Sanggar dan hubungannya dengan kerajaan kerajaan tetangganya seperti Tambora,
Dompu dan Bima. Manu Taloko misalnya,mengisahkan tentang perebutan perbatasan
antara Kerajaan Dompu dan Sanggar. Seni sastra ini akan sangat penting
keberadaannya dalam mengungkap sejarah sanggar karena keberadaan kerajaan ini
belum banyak terkuak.
Pelantun Rawa kore hanya
tersisa dua orang yang sudah sepuh. Mereka adalah warga desa Taloko kecamatan
Sanggar masing masing Hasyim Zakariah dan Siti FatimaZakariah. Untuk itulah
Makembo akan menberikan CD rekaman ini kepada elemen Masyarakat Sanggar dalam
rangka proses regenerasi dan revitalisasi seni sastra klasik Sanggar ini.
Penulis : Alan Malingi
Post a Comment