So Tengke Dan Tradisi Perburuan Rusa Kerajaan Sanggar
Pantai
So Tengge adalah pesona tersembunyi di wilayah Sanggar. So dalam bahasa
setempat adalah hamparan, baik hamparan savana, ladang, maupun bentangan
pantai. Istilah So dikenal oleh masyarakat sebagai hamparan sawah, tegalan dan
bahkan berbatasan dengan bibir pantai.Tengke adalah nama bentangan indah pantai
pasir putih ini. So Tengke membentang
dari selatan ke utara di peisisr desa Boro dan berbatasan dengan desa Piong
kecamatan Sanggar Kabupaten Bima. Bentangan indah ini mulai dari arah selatan
di ujung So Loka hingga ke laut Flores.
So
Tengke berada di teluk Boro dan di sebelah timurnya kita dapat melihat
bentangan-bentangan indah hamparan pantai di pesisir Kilo Dompu dan pulau-pulau
kecil di tengah teluk Boro. Ada dua pulau atos yang oleh warga sekitar disebut
Nisa Mbe’e atau pulau kambing. Nisa dalam bahasa Bima disebut pulau. Ada juga
pulau yang langsung berhadapan dengan pesisir pantai Boro.
Pada
masa lalu, so Tengke adalah tempat perburuan Rusa oleh masyarakat maupun
jajaran kerajaan Sanggar. Tradisi perburuan Rusa ini biasanya dilakukan setelah
panen. Nggalo Maju, atau berburu Rusa bagi masyarakat Sanggar adalah tradisi
hiburan untuk melepas lelah setelah sibuk di sawah dan ladang. Sebelum tradisi
perburuan dimulai, warga membuat dan memasang Parangga atau jebakan dari kayu dan
bambu di bukit So Tengke dan sektiarnya dan juga di sekitar kubangan yang ada di So Tengke menunggu Rusa turun
minum.
Pada
hari yang telah ditentukan, Raja dan rombongan pun tiba di So Loka. Di sanalah
Raja menanti Rusa hasil buruan dengan memukul gendang, Gong dan Serunai. Anjing buruan pun disiapkan. Ketika Rusa masuk Parangga dan ada juga yang
lolos dari Parangga dan biasanya terjun ke laut, maka dipukullah Gendang, Gong
dan Serunai sebagai hiburan kepada warga dan prajurit kerajaan yang mengejar
Rusa hingga ke laut. Di dalam laut, Rusa-Rusa itu ditangkap untuk dan langsung
disembelih di dalam laut untuk kemudian disantap bersama-sama.
Sanggar
atau juga disebut Kore adalah wilayah bekas kerajaan di sisi utara lereng
Tambora. Sanggar sangat terkenal dengan produk daging Rusa, Madu, Kayu dan
berbagai komoditi lainnya. Hingga pada tahun 1990 an daging Rusa dari Sanggar
masih bisa didapatkan. Namun saat ini daging Rusa dari Sanggar dan Tambora
sudah sangat langka.
So
Tengke dengan keindahan panorama dan bentangan indah pasir putihnya menyimpan
kenangan sejarah kerajaan Sanggar yang pada tahun 1926 bergabung dengan
kerajaan Bima. Dengan penggbungan itu, maka wilayah bekas kerajaan Sangggar
menjadi bagian dari wilayah kabupaten Bima saat ini.
Penulis
: Alan Malingi
Post a Comment