f Menari Bersama Jara Sara'u Dan Jara Wera - SEJARAHBIMA.COM | Mengupas Sejarah, Budaya dan Pariwisata

Header Ads

Menari Bersama Jara Sara'u Dan Jara Wera


Sebagai sebuah kerajaan yang berpengaruh di wilayah timur Nusantara, Bima memiliki pasukan berkuda atau kavalerry yang cukup tangguh. Hal ini didukung oleh banyaknya populasi kuda di daerah ini dan juga keahlian masyarakatnya menunggang kuda. Meskipun kecil, kuda-kuda Bima dikenal  cukup tangguh baik untuk kepentingan perang maupun transportasi. Sejak abad ke-17, kuda-kuda Bima banyak dieksport keluar negeri. Salah satunya adalah pengirimin kuda dalam jumlah besar yang dilakukan oleh sultan Nuruddin Abubakar Ali Syah( 1682-1687 M)  untuk membantu perang Trunojoyo dan  Sultan Ageng Tirtayasa dalam peperangan melawan Belanda.  

Dalam setiap perayaan UA PUA, kita selalu menyaksikan iring-iringan pasukan berkuda sebagai pengawal pembuka jalan yang mengantarkan rombongan penghulu melayu dari kampung Melayu menuju Istana Bima (Asi Mbojo). Ada dua divisi pasukan Kavellary kerajaan Bima yaitu Pasukan Jara Wera dan Jara Sara’u. Pada zaman dahulu, pada saat rombongan penghulu melayu menuju Istana, ditandai dengan bunyi meriam yang menunjukkan bahwa upacara UA PUA akan dimulai.

Pasukan Jara Wera dalam sejarahnya adalah pasukan yang memang sebagian besar berasal dari kecamatan Wera yang setia membela agama islam. Pasukan ini dibentuk sejak masa pemerintahan Sultan Abdul Kahir, Sultan Bima pertama. Seluruh pasukan berseragam putih-putih sebagai lambang kesucian dan keikhlasan dalam membela agama, rakyat dan negeri.

Sedangkan pasukan Jara Sara’u yaitu pasukan berkuda yang trampil menunggang serta mengatur irama serta gerak langkah kuda. Pasukan ini memiliki kehalian dalam memainkan pedang, tombak dan keris di atas kuda dan dalam acara seperti UA PUA mereka menampilkan atraksi dengan cara mengatur hentakan kaki kuda yang seirama dengan alunan gendang dan serunai serta gerakan para penari Lenggo.   

Dalam konteks kekinian, pasukan Jara Sara’u dan  Jara Wera perlu dilestarikan dalam rangka event-event pariwisata Budaya mengingat animo masyarakat Bima untuk memiliki kuda-kuda pacuan cukup tinggi saat ini. Hal ini tentu menjadi peluang besar jika saja PORDASI  dan Pemerintah Daerah menjalin kemtiraan tidak hanya di arena Pacuan Kuda tetapi juga melatih kuda-kuda itu untuk menjadi Pasukan Jara Sara’u dan Jara Wera.

Penulis : Alan Malingi 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.