Sarung Peninggalan Zaman Jepang
Sarung ini
ditenun pada zaman Jepang. Bahannya dari kapas dan prosesnya melewati 13
tahapan mulai dari pengolaham kapas menjadi benang hingga ditenun menjadi
sarung. Hingga sekarng sarung ini masih ada di desa Sangiang kecamatan Wera
kabupaten Bima. Sarung sarung sejenis masih disimpan oleh perempuan Sangiang
sebagai kenangan sejarah.
Moe Sandu, warga RW 14 desa Sangiang pemilik sarung ini mengemukakan bahwa sarung seperti ini menggunakan pewarna alami yang dikenal dengan Ro o Dau.Dulu, pembuatan sarung tradisional di desa Sangiang dilakukan di pulau Sangang karena penduduk Sangiang tinggal disana. Pada tahun 1985 saat terjadi erupsi Sangiang, warga dipindahkan ke Sangiang darat.
Aktivitas
menenun secara tradisional dengan bahan kapas masih digeluti perempuan
Sangiang. Meskipun prosesnya lama dan tahapan yang ditlewati sangat
panjang,namun bagi Moe Sandu dan perempuan Sangiang lainnya merasakan kepuasan
tersendiri menghasilkan tenunan dari kapas yang dikerjakan dengan tangan dan
keringat sendiri.
Penulis : Alan
Malingi
Post a Comment