Sarung Peninggalan Zaman Jepang

Moe Sandu, warga RW 14 desa Sangiang pemilik sarung ini mengemukakan bahwa sarung seperti ini menggunakan pewarna alami yang dikenal dengan Ro o Dau.Dulu, pembuatan sarung tradisional di desa Sangiang dilakukan di pulau Sangang karena penduduk Sangiang tinggal disana. Pada tahun 1985 saat terjadi erupsi Sangiang, warga dipindahkan ke Sangiang darat.
Aktivitas menenun secara tradisional dengan bahan kapas masih digeluti perempuan Sangiang. Meskipun prosesnya lama dan tahapan yang ditlewati sangat panjang,namun bagi Moe Sandu dan perempuan Sangiang lainnya merasakan kepuasan tersendiri menghasilkan tenunan dari kapas yang dikerjakan dengan tangan dan keringat sendiri.
Penulis : Alan Malingi
Post a Comment