f 4 Khatib Di Kesultanan Bima - SEJARAHBIMA.COM | Mengupas Sejarah, Budaya dan Pariwisata

Header Ads

4 Khatib Di Kesultanan Bima


Menyempatkan waktu shalat jumat di masjid Sultan Muhammad Salahuddin Bima, terbayang betapa apiknya sistim pemerintahan kesultanan Bima pada masa kejayaannya dulu.Di dalam tubuh badan hukum Syara kesultanan, terdapat 4 khatib yang pimpinan dan panutan ummat sekaligus pemutus perkara yaitu Khatib Tua sebagai pimpinan khatib, Khatib Karoto, Khatib Lawili dan Khatib To i.


Entah mengapa ke empat khatib itu diistilahkan dengan Tua,Karoto,Lawili dan To i. Secara harfiah Tua berarti tua,karoto berarti kerongkongan, Lawili berarti dada dan To i berarti kecil. Menurut beberapa sumber, istilah itu adalah jenjang dan tingkatan para Khatib, karena mereka diangkat berdasarkan keilmuan,senioritas, dan trak recordnya di masyarakat. Menurut Fahru Rizki, Khatib Karoto memiliki tugas dalam hal mengaji dan ceramah. Seluruh Khatib tentunya memiliki kemampuan untuk ceramah, imam shalat dan memutus perkara.

Para khatib adalah orang-orang pilihan yang telah mendapatkan bea siswa dari kesultanan ke timur tengah dan tanah Jawa. Tetapi kebanyakan mereka dikirim ke timur tengah seperti Makkah dan Mesir.  Sebagai kenangan sejarah, ada beberapa nama yang populer pernah menjadi Khatib Tua seperti KH.Abdurahman Idris, H.Jahruddin Rontu, KH. Ishaq A. Kadir. Sedangkan untuk Khatib Karoto pernah dijabat oleh KH.Abubakar Husen, Qori internasional  asal Bima. Khatib To’i pernah dijawab oleh KH. Muhammad Said, ulama tersohor asal desac Ngali.



Penulis : Alan Malingi 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.