Jejak-Jejak Pabise
Memandang
teluk Bima angan pun melayang ke masa silam. Membayangkan jejak jejak kejayaan
armada laut Bima yang dikenal dengan Pabise. Abad ke 15 menjadi momentum
penting perluasan wilayah kerajaan Bima ke Manggarai dan sekitarnya hingga
Solor Perluasan wilayah itu tidak terlepas dari kehebatan Pabise dan 2 putera
Bilmana yaitu La Mbila dan La Ara. Berbekal Keris La Kalilo, La Mbila melakukan
ekspedisi ke timur hingga menguasai Manggarai. La Mbila pun mendapat julukan Ma
Kapiri solor atau yang menguasai Solor.
Pada
perkembangan selanjutnya struktur Pabise terus disempurnakan dan dipimpin oleh
panglima Arnada Laut yang dikenal dengan Rato Pabis. Kejayaaan maritim Bima dan
Pabise terus berlanjut hingga abad ke 19. Tiang kasipahu di halaman depan Asi
Mbojo menjadi saksi sejarah pembubaran Pabise pada masa Pemerintahan sultan
Abdulllah dan Wazir(perdana menteri )Muhammad Yakub. Pembubaran itu adalah
sebuah intrik Belanda untuk memaksa Kesultanan Bima agar tidak lagi berjaya di
laut dan menjadi kerajaan agraris.
Jejak jejak sejarah Bima di wilayah Manggarai
dan sekitarnya serta kehebatan Pabise telah diuraikan oelh Bo kerajaan Bima,
catatan dari belanda dan sumber sumber lainnya. Dan yang tidak bisa dipungkiri
adalah sejumlah nama Kampung di Manggarai yang sama dengan nama nama kampung di
Bima. Asi Pota, yang merupakan istana para Naib(perwakilan) kesultanan Bima
adalah bukti arkeologis jejak jejak kesultanan Bima di Manggarai dan
sekitarnya.
Bukti lain
adalah bahasa. Nggahi Mbojo adalah bahasa kedua di wilayah Manggarai dan
sekitarnya hingga saat ini.
Penulis : Alan Malingi
Ule, 17 Juni 2107.penghujung Ramadhan 1438 H.
Post a Comment