f Meja Peninggalan Raja Sanggar - SEJARAHBIMA.COM | Mengupas Sejarah, Budaya dan Pariwisata

Header Ads

Meja Peninggalan Raja Sanggar

Meja ini berada di kediaman Syafiun Maman 65 Tahun,pensiunan Penilik Kebudayaan dan kepala cabang Dinas Dikbud Kecamatan Sanggar, Menurut Ode, sapaan akrabnya, Meja ini adalah meja sultan Sanggar yang terakhir yang bernama Raja Abdullah. Meskipun sudah pecah dibagian pinggirnya, namun masih bisa dipasang kembali. Dari tulisan dibelakang meja marmer ini terlihat tuisan S.G.E, 8901 SOERABAJA PROD OF ITALY.

Diperkirakan meja ini dipesan dari surabaya pada sekitar tahun 1926 karena masih menggunakan ejaan lama. Meja ini berdiameter 70 cm dari marmer itali.  Banyak peninggalan kerajaan Sanggar yang masih tersimpan dan tercecer di rumah-rumah penduduk dan mungkin saja keturunan-keturunannya. Perlu sebuah gagasan untuk mengumpulkan dan mengamankannya dalam sebuah museum sederhana.”  Saya punya ide, bagaimana peninggalan kerajaan Sanggar kita pamerkan dalam rangka event Festival Pesona Tambora setiap tahunnya  kita undang semua elemen untuk menghadiri pameran tersebut. “ Harap Syafiun Maman.

Kerajaan Sanggar yang berada di sisi timur gunung Tambora adalah salah satu kerajaan yang mengalami dampak akibat letusan dahsyat Tambora 1815. Kerajaan yang berada di pesisir utara pulau Sumbawa ini jatuh bangun paska letusan Tambora. Sempat bangkit kembali, namun akibat serangan bajak laut dan kesulitan ekonomi, kerajaan Sanggar akhirnya bergabung dengan kerajaan Bima pada tahun 1926.

Orang-orang Sanggar memiliki bahasa sendiri yang berbeda dengan bahasa Bima. Jika ditelusuri dari setiap kosa katanya, hampir sama dengan Bahasa Bugis-Makassar. Namun kini, bahasa Korea tau Sanggar telah punah. Kita hanya dapat melacak Bahasa Kore dari beberapa senandung Kore seperti Tija Lante, Inde Ndua, dan beberapa senandung lainnya. Majelis Kebudayaan Mbojo ( Makembo) telah melakukan perekaman dan pendokumentasian 11 senandung Kore.


Penulis : Alan Malingi 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.