Sarata Dan Karya Besar Sultan Ismail
Sarata
adalah nama kompleks pemukiman di tepi tleuk Bima di sebelah barat pasar Bima.
Kompleks ini masuk dalam lingkungan kelurahan Paruga Kota Bima. Lain dulu lain
sekarang.Pada eta hingga tahun 1990 kompleks Sarata adalah tambak tambak atau
yang dikenal dengan Ombo. Tetapi sekarang kompleks tambak ini telah beubah
fungsi menjadi hunian dan kompleks pemukiman. Sarata adalah salah satu karya
dan kerja keras Sultan Ismail Muhammad Syah. Sultan Bima ke 10 yang memerintah tahun 1819 - 1854. Masa pemerintahan sultan ismail
adalah masa yang teramat sulit bagi kerajaan Bima dan sekitarnya. Karena paska
letusan dahsyat Tambora 1815, Bima mengalami keterpurukan ekonomi.
Pada masa itu,
bajak laut merajalela,bahan makanan sulit didapat akibat abu vulkanik Tambora
dan perekonomian kerajaan terpuruk. Sultan Ismail dihadapkan pada persoalan
yang pelik, armada laut harus diperkuat untuk menghadapi bajak laut,
perekonomian harus bangkit dari keterpurukan. Sultan Ismail menggulirkan
program ekonomi dan pertahanan keamanan yang sangat strategis dan perlu mendapatkan
penghargaan sejarah.
Di bidang
pertahanan dan keamanan diperkuat armada laut pabise dan membentuk satuan
khusus pasukan penumpas Bajak laut yang disebut Suba Ngaji. Pasukan ini
berhasil menumpas bajak laut dengan membawa kepala pimpinan Bajak laut ke
Istana Bima Di bidang pertanian,Sultan Ismail memulai percetakan sawah baru,
membuka Ruhu Ruhu atau ladang pengembalaan ternak, memperbaiki irigasi dan
termasuk membangun Tambak tambak di tepi teluk Bima.
Di bidang
perdagangan,Sultan Ismail bekerja sama dengan Inggris. Penulis Reinward pernah
bertemu dengan Sultan Ismail dan menceritakan tentang perangai Sang Sultan yang
suka madat dan memperjualbelikan budak serta tidak cakap dalaam memimpin
kerajaan. Dia mengatakan bahwa pemerintahan dijalankam oleh seorang perdana
menteri yang cakap.
Pendapat
dan pandangan Reinward sah sah saja sesuai apa yang diamatinya saat itu. Karena
madat dan budak adalah salah satu produk yang sah diperjual belikan pada masa
itu. Meskipun baru pada awal abad ke 20 madat dan budak menjadi produk yang
haram.Tetapi sejarah patut mencatat bahwa pada masa pemerintahan Sultan Ismail,
perekonomian Bima kembali bangkit jika dibandingkan dengan kerajaan kerajaan di
sekitarnya.
Bencana
Tambora telah memberi dampak bagi keterpurukan ekonomi dunia, bukan hanya di
Bima dan pulau Sumbawa. Sultan Ismail perlu mendapatkan gelar sebagai Pahlawan
Ekonomi bagi Dana Mbojo disamping gelar yang disandangnya sebagai Ma Wa a Alus
atau yang halus perangainya.
Sarata, 18
Juni 2017, peenghujung Ramadhan 1438 Hijriyah
Penulis :
Alan Malingi
Post a Comment