Pesona Di Bentang Tambora
Letusan
dahsyat Tambora pada tahun 1815 telah mempengaruhi tatanan kehidupan dunia.
Setelah kehancuran itu, kehidupanpun tumbuh kembali dan lahirlah potensi dan
eksotisme di kawasan Tambora dan sekitarnya. Di sepanjang lingkar utara Sanggar
hingga Tambora membentang pantai-pantai indah yang berpadu dengan peninggalan
peradaban kerajaan Sanggar dan Tambora serta gunung Tambora yang eksotis.
Pemerintah
Kabupaten Bima memalui Dinas Pariwisata
dan Bappeda Litbang telah menetapkan 6 zona andalan pariwisata, salah satunya
adalah zona Bentang Tambora yang meliputi kecamatan Sanggar dan Tambora.
Memasuki kawasan Sanggar, kita akan disuguhkan suasana perkampungan, bentangan
keindahan pantai, benteng peninggalan kerajaan Sanggar di desa Boro dan
sekitarnya serta makam kuno peninggalan kerajaan Sanggar.
Bergerak
ke barat di sebelah barat desa Piong kita akan menemukan Mada Oi Tampuro. Sebuah
mata air dengan debit air sepanjang tahun tetap ada. Debit mata air ini dapat
menjadi pemasukan besar buat desa jika dikelola dengan baik.Menyusuri ke arah
barat kita akan menemukan bentangan pantai indah dan padang savana sepanjang
rute menuju Labuan Kananga di ujung barat Tambora.
Di
zona ini juga terdapat Air terjun Oi
Panihi yang terletak di Desa Oi Panihi
Kecamatan Tambora.Obyek wisata alam ini tidak kalah menariknya dengan wisata
air terjun lainnya di Kabupaten Bima.Mngunjungi air terjun ini harus berjalan
kaki selama kurang lebih 30 menit untuk sampai pada air terjun tingkat ke tiga
kemudian dilanjutkan perjalanan selama kurang lebih 1,5 Jam untuk sampai pada
air terjun tingkat ke dua. Air terjun kedua ini agak berbeda dengan yang lain
airnya tak langsung jatuh ke bawah, ada semacam batuan yang menghalangi
ditengah aliran, sehingga terjadi pecahan air yang membuat bentuk air terjun
semakin menarik.
Disamping
Air Terjun, Tambora juga menawarkan wisata Kopi. Menurut penelitian-penelitian
yang dilakukan Balai Arkeologi Nasional maupun Balai Arkeologi Denpasar bahwa
paska Letusan gunung Tambora tahun 1815, tidak banyak yang dapat diungkap
karena kawasan Tambora cukup lama tidak dihuni akibat timbunan material erupsi
Tambora dan tumbuhnya semak belukar dan hutan lebat yang menutupi kawasan
Tambora. Tahun 1897 menurut catatan Zolinger, Tambora sudah ditanami kopi
(Bernice, 1995).Pada Tahun 1902 pemerintahan kolonial Belanda mengelola
perkebunan kopi di kawasaan ini dengan pimpinan pengelola yang bernama D. Noles
warga Negara belanda seperti tercatat dalam laporan Belanda (Onderdemingen,
1902).Tahun 1930 perkebunan kopi Tambora pengelolaannya ditangani orang Swedia
yang bernama G Bjorklund (Bernice, 1995). Ketika pengelolaan yang dilakukan
oleh G Bjorklund didirikan prasarana dan sarana di areal perkebunan kopi antara
lain rumah tempat tinggal Swede, perkantoran administrasi, ruang servis seperti
kolam, taman dan bangunan untuk karyawan
pabrik dan perkebunan dan gudang dan pabrik penggilingan kopi. Dari sejumlah
bangunan tersebut yang masih tetap berdiri utuh ada dua bangunan yakni pabrik
kopi dan bangunan bergaya Indis perpaduan rumah panggung dan bangunan Belanda.
GunungTambora
dengan ketinggian 2.851 mdpl (meter di
atas permukaan laut) mampu memikat hati para pendaki dengan pesona alamnya yang
sangat unik. Lebar kawah Gunung Tambora tujuh kilometer, keliling kawah 16
kilometer, dan kedalaman kawah dari puncak sampai dasar kawah kedalaman 800
meter, sehingga kawah Gunung Tambora terkenal dengan The Greatest Crater in
Indonesia (Kawah Terbesar di Indonesia).Keindahan Gunung Tambora lainnya adalah
padang pasir luas di sepanjang bibir kawah yang ditumbuhi bunga Edelweiss
kerdil sekitar 0,5 meter sampai 1,5 meter dengan jarak masing-masing berjauhan
sekitar dua meter sampai 100 meter. Keindahan batuan-batuan berlapis dan pada
bagian atasnya datar seperti meja menjadikan fenomena alam yang menakjubkan.Ada
pula lapisan batuan sepanjang tebing kawah yang berlapis-lapis.
Di lereng barat gunung Tambora terdapat sebuah pesanggrahan atau
persinggahan. Pesanggrahan Tambora dibangun Tahun 1932dan digunakan menjadi kantor
pengawas perkebunan kopi. Pesanggrahan Tambora atau disebut uma Na‟e berada
di desa Oi Bura kecamatan Tambora
Kabupaten Bima. Tak jauh dari Pesanggarahan Tambora terdapat kawasan situs
Tambora terdiri dari bangunan kuno (peninggalan Swedia, bangunan kantor, pabrik
jagung, pabrik kopi, gedung bola dan perumahan) dan situs arkeologi.
Temuan-temua hasil penelitian ditemukan adalah rangka, komponen bangunan,
keramik, rangka manusia dan hewan , alat kebutuhan sehari-hari, alat pertanian
dan senjata. Rangkaian
penelitian sudah dapat diasumsikan bahwa di kawasan situs tambora yang berada
di wilayah oi bura ini merupakan permukiman penduduk sebelum terjadi letusan
gunung tambora tahun 1815.Kondisi permukiman penduduk ini sudah maju karena
dari beberapa artefak yang ada ditemukan alat tenun, hasil bumi, lesung, alat
berburu, alat pertanian dan lain-lain.Sumber : Profil Pariwisata Kabupaten Bima Dan Majalah Fokus Pembangunan Kabupaten Bima.
Sumber : Profil Pariwisata Daerah Kabupaten Bima dan Majalah Fokus Pembangunan Humas Dan Protokol Setda Kabupaten Bima.
Post a Comment