Tutur Yang Masih Tersisa
Dana Mbojo sesungguhnya
kaya akan tradisi tutur yang masih lestari dalam memori kolektif masyarakat.
Salah satunya adalah dialek yang kini
masih tersisa di tengah masyarakat Kolo, Wawo, dan Kore. Penelitian pakar linguistik
dan peneliti kantor Bahasa NTB menemukan bahwa Nggahi Mbojo terbagi dalam 4
dialek yaitu Kolo, Kore, Wawo dan Serasuba. Dialek adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi ini
berbeda satu sama lain, tetapi masih banyak menunjukkan kemiripan sehingga
belum pantas disebut bahasa yang berbeda. Oleh karena itu tidak mudah
menetapkan dan memproklamasikan bahasa mandiri atau bahasa baru dari bahasa
induknya.Jika perbedaannya mencapai lebih dari 80 porsen, maka dialek menjadi
bahasa yang mandiri dari bahasa induknya, tetapi jika tidak mencapai 80 porsen,
maka tetaplah menjadi dialek sebagai kekayaan khasanah sebuah bahasa.
Minggu, 27 Agustus 2017 saya dan beberapa sahabat Majelis
Kabudayaan Mbojo ( Makembo) dan warga melakukan observasi keberadaan Dialek
Kolo yang oleh warga Kolo disebut sebagai Nggahi Koli atau bahasa Kolo. Memang
wajar mereka mengemukakan Dialek Kolo ini sebagai bahasa karena pada masa lalu
dialek ini memang sebuah bahasa yang terpisah dari Nggahi Mbojo, namun karena
akulturasi budaya Mbojo terutama Nggahi Mbojo telah menjadikan Nggahi Kolo
menjadi Bahasa Minor dan dialek seperti saat ini.
Kami menemukan bahwa tidak semua warga kelurahan Kolo bisa
dialek Kolo. Hanya beberapa orang yang bisa mengingat kembali dialek Kolo
sebagai tutur yang tersisa ini. Kami menemui Pak Jaharuddin (52 Tahun) pegawai
Tata Usaha pada SMPN 10 Kota Bima di RT 07 RW 04 kelurahan Kolo. Pria yang juga
seniman ini menceritakan tentang asal usul Kolo, Bahasa Kolo dan serba serbi
kehidupan masyarakat Kolo. Dari penuturan Pak Jaharuddin dan puteranya bahwa
dialek Kolo masih tetap ada meskipun hanya beberapa orang yang mampu
menuturkannya. Penutur dielek Kolo masih banyak ditemui di dusun Bonto dan
sekitarnya.
Makembo dan beberapa warga sepakat untuk menghimpun dialek
Kolo ke dalam sebuah kamus mini Dialek Kolo. Kami telah menghimpun lebih dari
1000 kosa kata untuk diterbitkan menjadi sebuah buku dan dilengkapi rekaman
pengucapan kosa kata dari beberapa tokoh masyarakat Kolo. Mari selamatkan
Dialek Kolo, Kore dan Wawo sebagai tutur yang tersisa, daripada kita mengklaim
tutur yang telah tiada dan tidak akan pernah ada lagi. Lebih baik kita
selamatkan yang masih ada dan tersisa.
Post a Comment