Tutur Yang Masih Tersisa

Minggu, 27 Agustus 2017 saya dan beberapa sahabat Majelis Kabudayaan Mbojo ( Makembo) dan warga melakukan observasi keberadaan Dialek Kolo yang oleh warga Kolo disebut sebagai Nggahi Koli atau bahasa Kolo. Memang wajar mereka mengemukakan Dialek Kolo ini sebagai bahasa karena pada masa lalu dialek ini memang sebuah bahasa yang terpisah dari Nggahi Mbojo, namun karena akulturasi budaya Mbojo terutama Nggahi Mbojo telah menjadikan Nggahi Kolo menjadi Bahasa Minor dan dialek seperti saat ini.
Kami menemukan bahwa tidak semua warga kelurahan Kolo bisa dialek Kolo. Hanya beberapa orang yang bisa mengingat kembali dialek Kolo sebagai tutur yang tersisa ini. Kami menemui Pak Jaharuddin (52 Tahun) pegawai Tata Usaha pada SMPN 10 Kota Bima di RT 07 RW 04 kelurahan Kolo. Pria yang juga seniman ini menceritakan tentang asal usul Kolo, Bahasa Kolo dan serba serbi kehidupan masyarakat Kolo. Dari penuturan Pak Jaharuddin dan puteranya bahwa dialek Kolo masih tetap ada meskipun hanya beberapa orang yang mampu menuturkannya. Penutur dielek Kolo masih banyak ditemui di dusun Bonto dan sekitarnya.
Makembo dan beberapa warga sepakat untuk menghimpun dialek Kolo ke dalam sebuah kamus mini Dialek Kolo. Kami telah menghimpun lebih dari 1000 kosa kata untuk diterbitkan menjadi sebuah buku dan dilengkapi rekaman pengucapan kosa kata dari beberapa tokoh masyarakat Kolo. Mari selamatkan Dialek Kolo, Kore dan Wawo sebagai tutur yang tersisa, daripada kita mengklaim tutur yang telah tiada dan tidak akan pernah ada lagi. Lebih baik kita selamatkan yang masih ada dan tersisa.
Post a Comment