Berkunung Ke Wadu Tunti
Batu
tulis, demikianlah arti dari situs ini. Butuh tenaga ekstra menuju lokasi situs
ini. Saya dan kru
Makembo harus melewati jalan berbatu sejauh 2 kilometer
kemudian melanjutkan perjlananan melewati pematang sawah terasering sejauh 500
meter untuk mencapai lokasi situs ini. Dari lokasi ini mata terbuai memandang
puncak Doro Leme. Karena lokasi situs berada di sebelah barat Puncak Doro Leme.
Di situs
ini terdapat ukiran sejumlah patung seperti dalam pewayangan Jawa. Ada patung Dewa Syiwa yang berdiri sendiri dengan 2
orang pengiring di sebelah selatan. Sedangkan di bagian utara ada sebuah patung
dengan guci wasiat dengan sikap siap
menerima dengan patuh. Prasasti ini beraksara Jawa Kuno.
Rouffaer yang
berkunjung ke situs ini pada tahun 1910 mengemukakan bahwa tokoh sentral atau
tokoh utama dalam wadu tunti adalah Siwa. Diperkirakan ditulis pada pertengahan
abad ke 14. Hal itu juga diperkuat oleh Casparis (1975).
Pada saat
FKN di Bima tahun 2014, terkuak apa arti tulisan di Situs Wadu Tunti. Balai
Arkeologi Denpasar merilis hasil penelitiannya bahwa isi Wadu Tunti adalah
sebuah perjanjian damai antara penguasa wilayah setempat dan tokoh sentral
dalam perjanjian itu adalah Sangaji Sapalu. Siapakah Sangaji Sapalu? Mungkinkah
dia adalah tokoh yang berpengaruh saat itu dengan julukan Sangaji Sapalu.
(Selengkapnya bisa dibaca di www.bimasumbawa.com,pesan bijak
dari Padende).
Sumber
:
1. Bo Sangaji Kai, Hendri Chambert Loir &Siti Maryam Salahuddin
1. Bo Sangaji Kai, Hendri Chambert Loir &Siti Maryam Salahuddin
2. Ensiklopedia Bima, Muslimin Hamzah.
3. Sejarah Bima Dana Mbojo, Abdullah Tayib,BA
Post a Comment