f Filosofi Bunga Dan Buah Dalam Motif Tenun Bima - SEJARAHBIMA.COM | Mengupas Sejarah, Budaya dan Pariwisata

Header Ads

Filosofi Bunga Dan Buah Dalam Motif Tenun Bima


Ciri yang menonjol dalam motif ukiran dan tenun Bima adalah garis, bunga dan buah-buahan. Para penenun Bima jarang sekali menggunakan motif manusia dan  binatang. Kalaupun ada hanyalah sebatas motif kupu-kupu dan Kapi Keu atau kepiting. Motif tenun Bima didominasi oleh bunga dan garis.
Sedikitnya ada tiga  motif bunga dan dua jenis buah buahan  yang biasa dirangkai oleh para penenun hingga saat ini yaitu motif bunga satako atau bunga setangkai, bunga samobo atau bunga sekuntum,   aruna atau nanas,  kakando atau rebung dan mundu atau bunga melati. Apa makna motif  bunga dan buah itu dalam filosofi hidup masyarakat Bima ?
Bunga Satako atau setangkai adalah lambang kehidupan keluarga yang mampu mewujudkan kebahagiaan bagi anggota keluarga dan masyarakat. Bagaikan setangkai bunga yang selalu menebar keharuman bagi lingkungannya. Bunga Samobo atau bunga sekuntum memberikan pesan bahwa sebagai mahluk sosial manusia selain bermanfaat bagi dirinya, juga harus bermanfaat bagi orang lain, laksana sekuntum bunga yang memberikan aroma harum bagi lingkungannya.

Nenas yang terdiri dari 99 sisik(helai) merupakan simbol dari 99 sifat utama Allah yang wajib dipedomani dan diteladani oleh manusia dalam menjalankan kehidupan agar terwujud kehidupan bahagia dunia dan akhirat.  Kakando atau rebung mengandung makna hidup yang penuh dinamika yang mesti jalani dengan penuh semangat. Sedangkan Mundu atau bunga melati memberikan pesan bahwa dalam kehidupan ini kita harus menjaga nama baik dan nama yang harum seperti harum aroma melati  sepanjang hari dan sepanjang hayat. Seperti pepatah, hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang jua.

Penulis : Alan Malingi

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.