Filosofi Bunga Dan Buah Dalam Motif Tenun Bima
Ciri
yang menonjol dalam motif ukiran dan tenun Bima adalah garis, bunga dan
buah-buahan. Para penenun Bima jarang sekali menggunakan motif manusia dan binatang. Kalaupun ada hanyalah sebatas motif
kupu-kupu dan Kapi Keu atau kepiting. Motif tenun Bima didominasi oleh bunga
dan garis.
Sedikitnya
ada tiga motif bunga dan dua jenis buah
buahan yang biasa dirangkai oleh para
penenun hingga saat ini yaitu motif bunga satako atau bunga setangkai, bunga
samobo atau bunga sekuntum, aruna atau nanas, kakando atau rebung dan mundu atau bunga
melati. Apa makna motif bunga dan buah
itu dalam filosofi hidup masyarakat Bima ?
Bunga Satako atau setangkai
adalah lambang kehidupan keluarga yang mampu mewujudkan
kebahagiaan bagi anggota keluarga dan masyarakat. Bagaikan setangkai bunga yang
selalu menebar keharuman bagi lingkungannya. Bunga Samobo atau bunga sekuntum
memberikan pesan bahwa sebagai mahluk sosial manusia selain bermanfaat bagi
dirinya, juga harus bermanfaat bagi orang lain, laksana sekuntum bunga yang
memberikan aroma harum bagi lingkungannya.
Nenas yang terdiri dari 99 sisik(helai)
merupakan simbol dari 99 sifat utama Allah yang wajib dipedomani dan diteladani
oleh manusia dalam menjalankan kehidupan agar terwujud kehidupan bahagia dunia
dan akhirat. Kakando atau rebung mengandung
makna hidup yang penuh dinamika yang mesti jalani dengan penuh semangat.
Sedangkan Mundu atau bunga melati memberikan pesan bahwa dalam kehidupan ini
kita harus menjaga nama baik dan nama yang harum seperti harum aroma melati sepanjang hari dan sepanjang hayat. Seperti
pepatah, hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang jua.
Post a Comment